PADANG, GR - Anggota Komisi II DPRD Kota Padang Ilham Maulana mengatakan, waktu bongkar muat (dwell time) yang memakan waktu terlalu lama dikelola PT Pelindo II, tidak terlepas dari permainan.
Permainan dilaksanakan oknum-oknum yang bermain untuk mendapatkan keuntungan dari waktu bongkar muat tersebut.
Sehingga, pengusaha yang ingin memasukkan barangnya melalui jalur laut menjerit, dikarenakan biaya yang besar dikeluarkan untuk sekedar bersandar di Teluk Bayur.
"Memang ada oknum pengusaha yang bermain dalam ranah ini, mana mungkin tidak. Kami harap Pelindo II transparan dalam permasalahan pengaturan waktu. Jangan gara-gara oknum A, kapal si B tidak masuk dan bongkar muat. Kalau bisa bongkar muat, dilakukan secepat mungkin, mengingat efisiensi sangat dibutuhkan dalam perniagaan ini," ungkapnya, Selasa (8/9).
Dirinya berharap GM PT Pelindo II memanfaatkan pengalaman yang telah dimilikinya di Tanjung Priok, sehingga bisa direalisasikan di Teluk Bayur.
"Kami berharap sentuhantangan dingin beliau agar permasalahan ini bisa diselesaikan dan ada solusi sehingga tidak ada lagi keluhan dari para pengusaha," ujarnya.
Anggota Komisi III DPRD Kota Padang Yendril mengatakan, harga barang yang datang melalui pelabuhan akan bergantung dari biaya operasional. Termasuk, biaya sandar dan bongkar muat, jika terjadi efisiensi dwelling time, maka akan berdampak luas dan membuat harga barang lebih murah.
"Kami minta penegak hukum, jika ada pelanggaran yang dilakukan, agar diusut. Mengingat permasalahan ini, telah lama terjadi. Mereka lebih serius dalam menangani permasalahan ini. Memang untuk saat ini, kami belum bisa membuktikan terjadi permainan di sana, namun ada indikasi yang mengarah ke sana," katanya. (Salwin)
0 komentar:
Posting Komentar