Jumat, 04 September 2015

Bupati Kepulauan Mentawai Resmikan Puskesmas Bosua

Dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang lebih prima kepada masyarakat Kabupaten Kepulauan Mentawai. Pemerintah Kabupaten Mentawai melalui Dinas Kesehatan membangun satu puskesmas di Sipora Selatan yang terletak di huntap di Desa Bosua.

Adapun tujuan dari pembangunan puskesmas di  Bosua yaitu untuk mempermudah masyarakat untuk mendapatkan pelayanan  kesehatan. Puskesmas yang  diresmikan tersebut sudah menjangkau semua desa, antara lain Desa Berulau, Desa Bosua, dan Desa Batumonga. Sebelumnya pelayanan kesehatan untuk masyarakat hanya didapatkan dari pustu dan polides yang ada di desa desa tersebut.

Adapun pembangunan dari puskesmas tersebut dibiayai oleh dana khusus tahun anggaran 2014-2015. Yang mana sumber dananya dari APBD Mentawai, yang menghabiskan dana 3,5 M. 

Kepala Dinas Kesehatan Mentawai Lahmuddin menyampaikan kepada tenaga kesehatan, bekerja samalah dalam melaksanakan tugas. Dan apabila ada masalah selesaikanlah dengan duduk bersama dengan Kepala Puskesmas. “Karena Puskesmas kita yang baru ini berdekatan dengan sekolah, maka adakan jugalah kegiatan sosialisasi penyuluhan tentang perilaku hidup sehat, begitu dengan sekolah yang lain”, kata Lahmuddin. 

Sesudah peresmian Bupati lansung rapat dengan tenaga kesehatan  yang ada di puskesmas dan Bupati memberikan arahan kepada tenaga kesehatan yang didampingi oleh kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Mentawai yaitu Lahmuddin dan Kepala puskesmas yang baru. Bupati berpesan kepada tenaga kesehatan yang ada di puskesmas Bosua, “Layanilah masyarakat dengan senyum dan sebaik-baiknya, tolong diberikan arahan tentang kesehatan kepada masyarakat, dan diusahakan menjemput bola. Tenaga kesehatan yang ada di puskesmas Bosua bukanlah seorang dokter, kita adalah pelayan masyarakat, maka layanilah masyarakat itu dengan sebaik-baiknya apabila ada masyarakat yang membutuhkan pertolongan.”ujar Bupati.

Sebelumnya, dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan di Kepulauan Mentawai , Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet  berkunjung ke Jakarta untuk mengadakan pertemuan dengan Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek, Sp.M. Dalam kunjungan tersebut Bupati didampingi oleh Kepala Dinas Kesehatan, Direktur Rumah Sakit Umum dan Kepala Dinas PU. Pertemuan tersebut diadakan di ruang rapat Menteri Kesehatan. 

Masalah yang disampaikan adalah tentang  perkembangan pelayanan dan masalah-masalah kesehatan di kepulauan Mentawai. Menteri Kesehatan sendiri mendukung dan sangat komit untuk meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya di daerah terpencil. Beliau berpesan sesuai dengan visi dan misi beliau adalah pembangunan kesehatan dari hulu ke hilir. Yang mana mencegah lebih baik daripada mengobati.
Kementerian kesehatan merencanakan mengalokasian pembangunan rumah sakit pada tahun 2016. Saat ini kami dari dinas kesehatan sedang mempersiapkan tanahnya, dan surat permohonan . Kemudian kita juga menyampaikan perlengkapan-perlengkapan serta sarana dan prasarana apa saja yang dibutuhkan. Misalkan sekarang ada upaya untuk memberikan sepeda motor untuk petugas-petugas kesehatan di desa” ujar Kepala Dinas Kesehatan Lahmuddin. Dari DAK juga sudah ada penambahan dana yang dianggarkan untuk sepeda  motor yang akan diberikan kepada para petugas.. Rencananya pembangunan rumah sakit akan didirikan di Siberut Selatan. Rumah sakit yang akan dibangun tentunya yang bisa melayani rujukan. Jika ada rumah sakit di setiap pulau maka  akan dapat melayani segala macam kasus-kasus rujukan. Selama ini orang harus ke Padang untuk rujuk. Tetapi jika sudah ada rumah sakit di tiap pulau maka masyarakat setempat tidak perlu jauh-jauh keluar daerah mereka untuk rujuk.

“Kita juga mengusahakan untuk menambah puskesmas. Tetapi untuk hal ini kita masih menunggu dana. Walaupun rumah sakit tidak memiliki banyak dokter spesialis tetapi hal ini kan sangat membantu pelayanan kesehatan kepada masyarakat”.ujar Kadis Kesehatan

Selain itu Kadis Kesehatan juga menyampaikan “Kita sangat berupaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.  Artinya pelayanan rujukan juga menjadi hal yang terpenting dalan pembangunan kesehatan. Ketika puskesmas tidak mampu menangani , maka ada rumah sakit yang terdekat yang bisa melayani. Sehingga masyarakat tidak perlu lagi melewati pulau karena letak geografis Mentawai yang sangat sulit. Kalau di daerah Tua Pejat saja ada peningkatan pelayanan kesehatan maka akan sangat membantu masyarakat di kepulauan Mentawai tersebut.Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan yang bermutu  kepada masyarakat”.

Peningkatan pelayanan kesehatan dari hulu ke hilir ini bertujuan untuk menjaga masyarakat agar sebaiknya terhindar dari berbagai penyakit. Karena mengobati lebih baik daripada mencegah. Secara teoritis masyarakat yang sakit hanya sekiatar 15 %, lalu bagaimana upaya kita agar yang 85 % nya tetap sehat, dan yang sakit bisa kembali sehat.

Kalau peningkatan pembangunan  kesehatan ini sudah diwujudkan maka pemerintahan pusat sendiri melalui Menkes bertanggung jawab selama satu tahun untuk biaya operasional.

“Selama ini masalahnya adalah bagaimana penyampaian kepada pemangku kepentingan. Kalau kita tidak menyampaikan keluh kesah kita mereka juga tidak akan tahu. Dan Bapak Bupati pun nantinya akan menyampaikan ke Menteri Kesehatan tentang persoalan-persoalan yang ada di daerah beliau. “Sekarang ini kita sudah mengajukan proposalnya. Kita berharap pelaksanaannya tidak terkendala. Masalah dana yang dibutuhkan belum ada angka pasti , karena ini baru berupa usulan. Kalau perkiraan sekitar 20 milyar. Saat ini kita baru hanya menyampaikan harga satuan bahan bangunan, dan nantinya mereka akan menghitung berapa dana yang akan dibutuhkan. Kalau dari PU mengusulkan permeternya 5 juta. Saat ini yang diusulkan adalah 50 tempat tidur untuk perawatannya.” ujar Lahmuddin

Untuk tanah yang akan dialokasian, Bapak Bupati sudah berkomunikasi dengan Camat dan dilanjutkan dengan peninjauan lokasi. Tanah tersebut luasnya sekitar 5 hektar. Saat ini puskesmas sudah sepuluh yang sudah jadi, dan yang akan dibuat dua buah lagi. Yang lainnnya sudah ada pustu sebanyak 21, puskesdes 69, dan polindes 36. Walaupun rumah sakit baru satu tetapi tenaga kesehatan sudah banyak. “Diharapkan para tenaga kesehatan standby ditempatnya, agar bisa memberikan pelayanan yang memuaskan kepada masyarakat setempat”pesan Lahmuddin. Mebri

0 komentar:

Posting Komentar