Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Rasidin, mulai menapaki jenjang dari rumah sakit tipe C menuju rumah sakit tipe B.
"Proses itu, dimulai dengan perbaikan segala sisi, mulai dari peningkatan pelayanan kepada
masyarakat hingga pembangunan infrastruktur guna meningkatkan pelayanan kepada warga Kota Padang," kata Direktur RSUD dr Rasidin dr Artati kepada Komisi III DPRD Kota Padang yang terdiri dari Koordinator Komisi III Asrizal, Ketua Komisi III Helmi Moesim, Sekretaris Komisi III Amrizal Hadi, Anggota Komisi III Yendril, Emnu Azamri, Yandri Hanafi, Nila Kartika, Djunaidy Hendri dan Gustin Pramona.
Pinjaman investasi dari Pemko Padang saat ini sudah dialihkan, dahulu dari Pinjaman Investastasi Pemerintahan (PIP) menuju PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Peralihan ini dilakukan sejak Desember 2015. Pembangunan Rumah Sakit dr Rasidin ini multi years, yang ditargetkan akan selesai pada tahun 2017 nanti.
masyarakat hingga pembangunan infrastruktur guna meningkatkan pelayanan kepada warga Kota Padang," kata Direktur RSUD dr Rasidin dr Artati kepada Komisi III DPRD Kota Padang yang terdiri dari Koordinator Komisi III Asrizal, Ketua Komisi III Helmi Moesim, Sekretaris Komisi III Amrizal Hadi, Anggota Komisi III Yendril, Emnu Azamri, Yandri Hanafi, Nila Kartika, Djunaidy Hendri dan Gustin Pramona.
Pinjaman investasi dari Pemko Padang saat ini sudah dialihkan, dahulu dari Pinjaman Investastasi Pemerintahan (PIP) menuju PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Peralihan ini dilakukan sejak Desember 2015. Pembangunan Rumah Sakit dr Rasidin ini multi years, yang ditargetkan akan selesai pada tahun 2017 nanti.
"Dana yang diberikan PT SMI kepada kami adalah Rp83 miliar, difokuskan pembangunan fisik sebesar Rp68 miliar, yang sudah dimulai kegiatannya sejak September lalu dan ditargetkan selesai pada Maret 2017 nanti," katanya.
Pembangunan fisik ini ini terdiri dari gedung utama dengan empat lantai dan gedung penunjang.
Untuk gedung penunjang akan terdiri dari ruangan laundry, ruang CSSD untuk sterilisasi alat kesehatan, ruang workshop untuk IPRS, kamar jenazah dan instalasi gizi.
“Karena, kami mau mengacu ke tipe B, dari sekarang harus dimulai prosesnya. Apabila gedung sudah selesai, akan diisi tempat tidur pasien," ujarnya.
Selanjutnya, akan mengajukan kepada Kementrian Kesehatan untuk perubahan ke tipe B. Kalau perlu menjadi rumah sakit regional. Sementara pembelian alat kesehatan sebesar Rp14 miliar, belum ditenderkan. Karena gedung yang menjadi tempat untuk alat-alat tersebut belum ada. “Apabila gedungnya sudah ada, alat-alat kesehatan tersebut akan ditenderkan,” ujarnya.
Koordinator Komisi III DPRD Kota Padang Asrizal mengungkapkan, setelah dilakukan peninjauan terhadap pembangunan rumah sakit, diharapkan sesuai dengan yang sudah direncanakan. Walaupun ada kendala, Pemko Padang dan DPRD akan mencari solusi agar pembangunan segera direalisasikan.
“Dengan adanya infrastruktur baru, akan memanjakan warga Kota Padang yang ingin mendapatkan pelayanan kesehatan. Ini menjadi keinginan kami agar memiliki rumah sakit yang representatif yang sesuai dengan tarif yang ditentukan oleh pemerintah,” katanya.
Ketua Komisi III DPRD Kota Padang Helmi Moesim juga mempertanyakan sudah sampai dimana proses pembangunan dan apa kendala yang dihadapi. “Jika memang ada kendala, Pemko melalui SKPD terkait dan DPRD juga bisa segera mencarikan solusinya,” ujarnya.
Dia berharap pembangunan bisa terealisasi. “Kami mendorong pembangunan agar tepat waktu, meskipun keterlambatan selama dua bulan karena berbagai kendala. Kami, optimis semua
target bisa diselesaikan tepat waktu dan juga bisa segera dinikmati oleh masyarakat," katanya. (salwin)
0 komentar:
Posting Komentar