Minggu, 04 Oktober 2015

Masyarakat Pengawas Jalannya Proyek Renovas

PADANG, GR —  Renovasi taman Palanta atau rumah dinas Wali Kota Padang yang memakai anggaran Rp 262 juta menimbulkan polemik di tengah masyarakat.

Banyak yang berang­gapan uang tersebut terlalu besar untuk renovasi sebuah taman. Apalagi, kondisi perekonomian saat ini ter­bilang lesu, sehingga akan lebih baik kalau dana se­besar itu digunakan untuk pembangunan infrastruktur umum di Kota Padang.

Pantauan GR, di Palanta terlihat beberapa pekerja sedang mengerjakan perbaikan ta­man bagian depan. Di tem­pat itu terpampang papan informasi yang memuat detail proyek.

Dari papan tersebut dike­tahui izin renovasi taman rumah dinas itu dengan no 011/208/SPK/BU-VII/201. Tanggal kontrak 19 Juli 2015,  nilai kontrak  Rp 262.309.000, jangka waktu pengerjaan 90 hari kalender. Kontraktor pelaksana CV Alkombar Karya dan kon­sultan perencana CV Riesha Multi Mitra.

Anggota DPRD Padang yang juga Ketua Fraksi PAN Faisal Nasir, dana sebesar itu tidak logis kalau hanya un­tuk renovasi taman.

“Taman yang ada sudah memadai kalaupun harus direnovasi maksimal ang­garan yang diperlukan Rp 40-50 juta, dengan dana segitu juga saya rasa sudah luar biasa,” terang Faisal.
Tentang anggaran yang telah disetujui DPRD, Faisal mengaku kalau anggo­ta ha­nya mengetahui besa­ran APBD secara global.

“Kalau rincian per pro­yek itu disampaikan ke bang­gar DPRD saat rapat bersama dengan SKPD ter­kait,” ungkapnya.
Maidestal Hari Mahesa, anggota DPRD dari PPP mengatakan, saat ini yang bisa dilakukan masyarakat adalah mengawasi jalannya proyek renovasi tersebut karena bagaimanapun ang­garannya telah disahkan dan pengerjaannya sudah ber­jalan.

“Sebelum anggaran di­sah­kan dulu saya termasuk yang sering mengkritisi. Sekarang yang bisa kita lakukan adalah mengawasi bagaimana realisasinya da­na yang begitu besar ter­sebut,” terangnya.
Maidestal juga menyorot sikap Pemko yang selama ini sering menyampaikan kalau APBD Padang minim tapi pada kenyataannya Pem­ko tetap menjalankan proyek yang memakan ang­garan lebih Rp 1/4 miliar.
“Coba kalau dana se­besar itu digunakan untuk bedah rumah tentunya akan bisa membantu lebih dari 20 warga. Di dunia pendidikan, untuk beasiswa satu pelajar itu sekitar Rp 3 juta, ten­tunya dengan uang Rp 260 juta akan cukup banyak pelajar yang terbantu,” kata Maidestal mengibaratkan.

Melihat fenomena reno­vasi taman rumah dinas tersebut, Pamong Senior Rusdi Lubis angkat bicara. Menurutnya, pemerintah harus bisa melihat prioritas dan melihat bagaimana rea­lisasi dari program unggulan pemerintah sudah berjalan 100 persen semua. Kalau memang sudah, tentunya tidak ada yang salah dengan renovasi taman tersebut.
“Sekarang tentunya per­tanyaan yang muncul apa­kah renovasi taman tersebut termasuk prioritas. Dan apakah kalau tidak punya taman tidak hebat?” ujar Rusdi.

Sementara itu, Kepala Bagian (Kabag) Umum Pem­ko, Afriadi menje­las­kan renovasi taman rumah dinas Wali Kota tersebut sudah sesuai anggaran, yaitu Rp 262 juta.

“Itu nanti pem­bangunan­nya sampai ke belakang. Kalau dilihat sekarang me­mang belum tuntas nanti kalau sudah selesai baru kelihatan bagaimana ben­tuknya,” tutur Afriadi.

Dia menambahkan, un­tuk penyusunan anggaran renovasi semuanya sudah melalui prosedur yang se­suai.
“Mulai dari peng­angga­ran, perencanaan, dan juga persetujuan dari DPRD. Jadi semua prosedur sudah kami jalankan dan dalam renovasi taman tidak ada peraturan yang dilanggar,” pungkasnya. (Salwin)

0 komentar:

Posting Komentar