Bank Nagari terus menunjukan prestasinya di dunia perbankan. itu tidak lepas dari bimbingan dan kepemimpinan Surya azmi yang mampu mengangkat BPD Bank Nagari ke tinggkat Nasional dan mampu meraih berbrbagai prestasi baik daerah maupun nasional, maka dari tiu untuk rasa syukur dan ucapan terima kasihnya kepada Allah SWT dan masyarakat.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap dunia pendidikan, tahun ini Bank Nagari Cabang Payakumbuh kembali menyalurkan dana bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) untuk Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh. Tak tanggung-tanggung, Bank Nagari Cabang Payakumbuh di bawah pimpinan H. Edrizanof, SE menyalurkan dana senilai Rp165 juta, untuk masyarakat dua daerah itu.
Dalam penyerahan bantuan tersebut, dilakukan di halaman Bank Nagari Cabang Payakumbuh dan turut dihadiri Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno, anggota DPRD Sumbar Dapil V, Irsyad Safar, Walikota Payakumbuh, Riza Falepi, Bupati Limapuluh Kota yang diwakilkan Asisten Bidang Pemerintahan, Iryanis, Kepala Cabang Pembantu Ibuh Chandra Ichwan serta seluruh staf dan karyawan Bank Cabang Payakumbuh.
“Ini bentuk Kepedulian Bank Nagari dalam membangun dunia pendidikan yang ada di daerah. Keuntungan yang diperoleh bank, berdampak terhadap besarnya nominal dana CSR ini. Artinya, semakin besar keuntungan yang diperoleh bank, maka dana CSR yang akan disalurkan semakin besar,” ujar Edrizanof, dihadapan Gubernur Sumbar.
Dalam laporan Edrizanof menjelaskan, sekarang total aset yang dimiliki Bank Nagari Cabang Payakumbuh telah mencapai angka Rp1 Triliun lebih dengan total tabungan Sikoci sebanyak 23.522 penabung. Begitu juga, dengan mengutamakan pelayanan terhadap masyarakat, sehingga telah dipercaya jadi lokomotif perbankan dalam membangun Luak Limopuluah.
Sementara Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno mengapresiasi kepedulian Bank Nagari Cabang Payakumbuh terhadap dunia pendidikan. “Ini perlu diapresiasi, karena telah ikut andil dalam pembangunan daerah. Apalagi kepedulian yang tinggi terhadap pendidikan,” jelas Irwan Prayitno.
Kelompok Tani
Terima Mobil
Nasabah Bank Nagari Cabang Payakumbuh, menerima grand prize dalam undian tabungan Sikoci berupa satu unit mobil Toyota Innova. Hadiah atas nasabah Aandiano, Ketua Kelompok Tani pada Kredit Mikro Nagari Bukik Limbuku, Kecamatan Harau, langsung diserahkan secara simbolis oleh Gubernur Sumbar.
Sebelumnya Aandiano serta seluruh anggotanya tidak menyangkal akan mendapatkan hadiah terbesar yang digelar Bank Nagari. Dengan menjadi nasabah Bank Nagari Cabang Payakumbuh semenjak 2012 lalu, hingga akhirnya kelompok tani berjumlah 68 orang tersebut berhasil memenangkan undian tabungan Sikoci.
Selain itu, Irwan Prayitno dan Edrizanof turut menyerahkan hadiah berupa satu unit sepeda motor Yamaha Mio kepada Doni Rama Putra, warga Kelurahan Cubadak Aia, Kecamatan Payakumbuh Utara. Nasabah Bank Nagari Cabang Payakumbuh pada cabang Pembantu Ibuh itu dengan total tabungan Rp60 juta, hadiah berupa sepeda motor turut diapresiasi Riza Falepi. (**)
Rabu, 24 Juni 2015
Politeknik Negeri Padang , AKN Pesisir Selatan Mulai Dibangun
Dalam rangka meningkatkan keterampilan dan kesejahteraan masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mulai tahun 2012 meluncurkan program Akademi Komunitas untuk jenjang Diploma I dan Diploma II. Pelaksanaan persiapan pendirian Akademi Komunitas ini diselenggarakan dalam bentuk Program Studi Diluar Domisili dari Perguruan Tinggi Pembina. Politeknik Negeri Padang sebagai salah satu Politeknik terbaik di Indonesia telah dipercaya Dikti untuk membina Rintisan Akademi Komunitas di 5 Kabupaten yakni Tanah Datar, Solok Selatan, Dharmasraya, Pelalawan dan Pesisir Selatan. Salah satu faktor yang mempengaruhi proses kemandirian dari Akademi Komunitas adalah komitmen Pemerintah Daerah dalam membantu penyelenggaraan pendidikan di Akademi Komunitas.
Diantara beberapa daerah yang dibina Politeknik Negeri Padang, AKN Pesisir Selatan adalah kelompok Batch III, namun dari 5 Calon AK binaan Politeknik Negeri Padang, AKN Pesisir Selatan adalah yang pertama yang membangun gedung dengan anggaran dari APBD. Hal ini ditunjukkan melalui peletakan batu pertama pembangunan kampus Akademi Komunitas Negeri Kabupaten Pesisir Selatan di Sianik Kenagarian Sago Kecamatan IV Jurai Painan yang diselenggarakan pada Hari Rabu 10 Juni 2015. Kampus Akademi Komunitas ini akan dibangun pada tanah seluas 3,5 Ha yang saat ini dalam proses penyerahan dari Pemda ke Kemristek Dikti.
Hadir dalam kegiatan ini Bupati Pesisir Selatan, Ketua DPRD Kab. Pesisir Selatan, Direktur Politeknik Negeri Padang beserta segenap jajaran Akademiknya, Tim Akademi Komunitas Dikti, Muspida Kab. Pesisir Selatan, tokoh masyarakat, staf pengajar serta mahasiswa AKN Pesisir Selatan.
Direktur Politeknik Negeri Padang dalam laporan sekaligus sambutannya menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bukti bahwa Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan memiliki komitmen yang sangat tinggi dalam pengembangan Akademi Komunitas Kab. Pesisir Selatan. “Berdasarkan pengamatan kami sejak dari awal mulai dari proses penyusunan proposal sampai hari ini, dukungan dari Pemkab Pesisir Selatan sangatlah tinggi”, ungkap Aidil Zamri, ST,MT. Aidil Zamri juga menegaskan bahwa Perkuliahan di PDD/AKN Pesisir Selatan secara resmi telah dimulai semenjak tanggal 13 Oktober 2014 dengan jumlah mahasiswa sebanyak 120 orang untuk 3 Program Studi.
Berdasarkan kesungguhan ini , Aidil Zamri, ST,MT mengusulan kepada Tim AK Dikti yang hadir pada kesempatan ini untuk mempercepat proses kemandirian dari AKN Pesisir Selatan karena jika dilihat dari beberapa aspe telah memenuhi kriteria.
Usulan tersebut langsung ditanggapi oleh Ketua Rombongan Tim AKDikti, Salhefni, yang menyatakan akan menyampaikan kepada pihak kementerian ristek dan dikti untuk segera memproses kemandirian AKN Pesisir Selatan. Salhefni, yang juga berasal dari Salido Painan, menyatakan sangat bangga terhadap komitmen yang ditunjukkan oleh Pemkab Pesisir Selatan yang didukung penuh oleh Politeknik Negeri Padang sebagai pembina.
Bupati Pesisir Selatan, Nasrul Abit, menjelaskan bahwa Akademi Komunitas merupakan salah satu pprogram prioritas Pemerintah dalam meningkatkan keterampilan masyarakat di Kab. Pesisir Selatan. Banyak potensi yang bisa diolah oleh putra putra daerah, yang tentu saja membutuhkan tenaga - tenaga terampil, yang diharapkan akan berasal dari Lulusan Akademi Komunitas Pesisir Selatan.
Penerimaan Mahasiswa Baru
Koordinator Program Studi Diluar Domisili Politeknik Negeri Padang, Sarmiadi, SE,MM menjelaskan bahwa saat ini proses perkuliahan di AKN Pessel telah memasuki akhir semester genap tahun akademik 2014/2015. Saat ini juga sedang dilakukan penerimaan mahasiswa baru untuk angkatan 2015/2016 yang telah dimulai semenjak bulan April 2014. Ditambahkan oleh Koordinator Daerah PDD PNP Kab. Pesisir Selatan, Safril, ST,MP berdasarkan pengalaman tahun lalu eberadaan Akademi Komunitas Negeri Kabupaten Pesisir Selatan telah mendapatkan penerimaan yang cukup bagus di masyarakat, hal itu ditunjukkan dengan tingginya minat calon mahasiswa untuk mengikuti pendidikan di AKN yakni sebanyak 202 orang. Namun karena keterbatasan dan untuk menjaga kualitas pendidikan maka jumlah mahasiswa yang diterima hanya 120 orang yakni 30 orang untuk Prodi Teknik Mesin Konsentrasi Fabrikasi dan Pengelasan Logam, 30 orang untuk Prodi Teknik Mesin Konsentrasi Perawatan dan Perbaikan Mesin Kapal serta 60 orang untuk Prodi Manajemen Informatika.
Safril berharap dengan telah dimulainya pembangunan gedung ini maka minat calon mahasiswa untuk mengikuti perkuliahan di Akademi Komunitas Pesisir Selatan yang saat ini menggunakan Gedung Eks. Gulat dan SMKN 2 Painan di Sago. (**)
Diantara beberapa daerah yang dibina Politeknik Negeri Padang, AKN Pesisir Selatan adalah kelompok Batch III, namun dari 5 Calon AK binaan Politeknik Negeri Padang, AKN Pesisir Selatan adalah yang pertama yang membangun gedung dengan anggaran dari APBD. Hal ini ditunjukkan melalui peletakan batu pertama pembangunan kampus Akademi Komunitas Negeri Kabupaten Pesisir Selatan di Sianik Kenagarian Sago Kecamatan IV Jurai Painan yang diselenggarakan pada Hari Rabu 10 Juni 2015. Kampus Akademi Komunitas ini akan dibangun pada tanah seluas 3,5 Ha yang saat ini dalam proses penyerahan dari Pemda ke Kemristek Dikti.
Hadir dalam kegiatan ini Bupati Pesisir Selatan, Ketua DPRD Kab. Pesisir Selatan, Direktur Politeknik Negeri Padang beserta segenap jajaran Akademiknya, Tim Akademi Komunitas Dikti, Muspida Kab. Pesisir Selatan, tokoh masyarakat, staf pengajar serta mahasiswa AKN Pesisir Selatan.
Direktur Politeknik Negeri Padang dalam laporan sekaligus sambutannya menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bukti bahwa Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan memiliki komitmen yang sangat tinggi dalam pengembangan Akademi Komunitas Kab. Pesisir Selatan. “Berdasarkan pengamatan kami sejak dari awal mulai dari proses penyusunan proposal sampai hari ini, dukungan dari Pemkab Pesisir Selatan sangatlah tinggi”, ungkap Aidil Zamri, ST,MT. Aidil Zamri juga menegaskan bahwa Perkuliahan di PDD/AKN Pesisir Selatan secara resmi telah dimulai semenjak tanggal 13 Oktober 2014 dengan jumlah mahasiswa sebanyak 120 orang untuk 3 Program Studi.
Berdasarkan kesungguhan ini , Aidil Zamri, ST,MT mengusulan kepada Tim AK Dikti yang hadir pada kesempatan ini untuk mempercepat proses kemandirian dari AKN Pesisir Selatan karena jika dilihat dari beberapa aspe telah memenuhi kriteria.
Usulan tersebut langsung ditanggapi oleh Ketua Rombongan Tim AKDikti, Salhefni, yang menyatakan akan menyampaikan kepada pihak kementerian ristek dan dikti untuk segera memproses kemandirian AKN Pesisir Selatan. Salhefni, yang juga berasal dari Salido Painan, menyatakan sangat bangga terhadap komitmen yang ditunjukkan oleh Pemkab Pesisir Selatan yang didukung penuh oleh Politeknik Negeri Padang sebagai pembina.
Bupati Pesisir Selatan, Nasrul Abit, menjelaskan bahwa Akademi Komunitas merupakan salah satu pprogram prioritas Pemerintah dalam meningkatkan keterampilan masyarakat di Kab. Pesisir Selatan. Banyak potensi yang bisa diolah oleh putra putra daerah, yang tentu saja membutuhkan tenaga - tenaga terampil, yang diharapkan akan berasal dari Lulusan Akademi Komunitas Pesisir Selatan.
Penerimaan Mahasiswa Baru
Koordinator Program Studi Diluar Domisili Politeknik Negeri Padang, Sarmiadi, SE,MM menjelaskan bahwa saat ini proses perkuliahan di AKN Pessel telah memasuki akhir semester genap tahun akademik 2014/2015. Saat ini juga sedang dilakukan penerimaan mahasiswa baru untuk angkatan 2015/2016 yang telah dimulai semenjak bulan April 2014. Ditambahkan oleh Koordinator Daerah PDD PNP Kab. Pesisir Selatan, Safril, ST,MP berdasarkan pengalaman tahun lalu eberadaan Akademi Komunitas Negeri Kabupaten Pesisir Selatan telah mendapatkan penerimaan yang cukup bagus di masyarakat, hal itu ditunjukkan dengan tingginya minat calon mahasiswa untuk mengikuti pendidikan di AKN yakni sebanyak 202 orang. Namun karena keterbatasan dan untuk menjaga kualitas pendidikan maka jumlah mahasiswa yang diterima hanya 120 orang yakni 30 orang untuk Prodi Teknik Mesin Konsentrasi Fabrikasi dan Pengelasan Logam, 30 orang untuk Prodi Teknik Mesin Konsentrasi Perawatan dan Perbaikan Mesin Kapal serta 60 orang untuk Prodi Manajemen Informatika.
Safril berharap dengan telah dimulainya pembangunan gedung ini maka minat calon mahasiswa untuk mengikuti perkuliahan di Akademi Komunitas Pesisir Selatan yang saat ini menggunakan Gedung Eks. Gulat dan SMKN 2 Painan di Sago. (**)
Bupati Mentawai Resmikan SMP Negeri 03 Sotboyak
Bupati Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet meresmikan Gedung sekolah SMP Negeri 03 Sotboyak Kecamatan Siberut Utara di dampingi oleh Kepala Dinas Pendidikan Mentawai Sermon Sakerebau pada hari Selasa (9/06). Peresmian itu secara simbolik ditandai dengan pemotongan pita. Bupati menyatakan, pembangunan sekolah yang terus dilakukan oleh pemerintah merupakan salah satu komitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Mentawai. Sebab untuk mewujudkan generasi yang berkualitas, sangat dibutuhkan dengan dukungan sarana dan prasarana, sehingga menjadikan proses belajar mengajar semakin nyaman. “Sesuai dengan kebutuhkan akan ruangan pembelajaran untuk meningkatkan pelayanan dan kenyamanan dalam proses pendidikan serta pengajaran, maka diharapkan proses belajar mengajar semakin lebih baik lagi”, tegas Bupati dalam sambutannya.
Menurut Bupati, dengan komitmen dalam keteguhan hati untuk membangun Mentawai, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia, maka harus disinergikan untuk membangun Sotboyak dengan memberikan pembangunan Gedung Sekolah SMP. Kita memandang memang sudah selayaknya diberikan pembangunan sekolah baru di Sotboyak yang telah melahirkan generasi Mentawai.
Bupati bertekad untuk terus melakukan pembangunan serta penyebaran SMP di seluruh Mentawai. Sebab banyak anak-anak setelah tamat SD tidak bisa melanjutkan kejenjang SMP. Ini akibat untuk melanjutkan kejenjang SMP terlalu jauh untuk menjangkaunya kedaerah lain, sehingga membutuhkan biaya besar untuk menyekolahkan tingkat SMP.
Bupati menekankan, terutama untuk anak SD dan SMP harus selalu bangga menjadi orang Mentawai, menjaga identitas dan peradaban di Mentawai. Kalau Sumatera Utara, Nias, dan Minangkabau ada identitasnya, maka pertanyaannya apakah Mentawai ada identitasnya?. Bupati mengungkapkan hendaknya Mentawai bisa maju seperti kabupaten lain yang telah maju di Sumatera Barat. Diharapkan kepada guru-guru agar bisa mengajar dan mendidik anak-anak didiknya dengan lemah lembut dan santun, sehingga anak-anak tersebut menjadi generasi yang pintar dan cerdas. “Ketika peradaban kita berbaur dengan orang luar, kita lebih cenderung tenggelam dari pada harus bangkit berdiri kokoh sebagai orang Mentawai. Melalui pendidikan kita bisa maju. Bukan karena kita tinggal di pulau, tapi hanya pendidikan yang bisa membuat kita berubah lebih baik. Meski tinggal di kota, tapi kalau tidak berpendidikan juga tetap tertinggal,” ujarnya.
Pada tahun 2013 Bupati telah memberikan beasiswa kepada 100 orang mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan S2 di UGM. Dana ini dianggarkan sebanyak 13 M.
Kepala Dinas Pendidikan Mentawai mengatakan kedatangan Bupati ke Desa Sotboyak membuktikan atas keseriusan Bupati untuk kemajuan pendidikan di Mentawai. Dengan majunya pendidikan di Mentawai diharapkan dapat memutuskan mata rantai kemiskinan.
Keberhasilan di kabupaten Mentawai ini di karenakan Desa Sotboyak yang tertata rapi dan lingkungannya yang indah, oleh karena itu Bupati mengucapkan terima kasih kepada Kepala Desa dan masyarakat Sotboyak. Pada tahun ini Desa Sotboyak berhasil menjadi desa terbaik di -Sumatera Barat dari segi kebersihan, kerapian dan keindahan.
Kadis PU Elpi menyatakan disela-sela kunjungannya bersama Bupati bahwa pada tahun ini jalan mega trans Mentawai dan jembatan akan dibangun di Sotboyak. Pembangunan ini ditargetkan akan dilaksanakan tahun 2016. Disisi lain Kepala Dinas Kesehatan Lamuddin menghimbau “Kepada warga desa Sotboyak yang belum memiliki kartu BPJS agar segera mengurusnya, jangan sampai sakit dulu, baru diurus, karena kartu BPJS tersebut aktifnya seminggu setelah terdaftar”. Sementara dari Dinas Sosial sesuai dengan permintaan masyarakat Sotboyak yang meminta bantuan perumahan bagi keluarga yang kurang mampu. Kepala Dinas Sosial Paulinus Sabelepangulu pun menjawab “Kalau ada tanah yang bisa di hibahkan dengan surat-surat yang lengkap kita bisa membangun rumah tersebut. Dan dari Kepala Dinas Pertanian Novriadi akan mengembangkan pertanian di desa Sotboyak serta akan menambah tenaga PL.
Dalam penutupan Bupati menyampaikan ,”Tidak ada lagi anak-anak yang tidak bersekolah karena tidak mempunyai buku dan sepatu. Kalau memang tidak ada buku dan sepatu para guru wajib mencatat dan melaporkan dan Bupati akan memberikan bantuan. Jika ada anak yang menganggur satu sampai empat tahun setelah tamat SD silahkan mendaftar lagi ke SMP 3 Sotboyak yang telah diresmikan ini. Dan kepada guru haruslah menjadi guru yang kreatif jangan sampai mengeluh karena tidak adanya labor, karena alam yang terbuka bisa dijadikan labor untuk bereksperimen. Guru adalah kunci dari keberhasilan murid-muridnya, tidak hanya sukses dari segi ilmu pengetahuan tetapi juga sukses dalam membentuk budi pekerti yang baik. Karena guru tidak hanya sebagai pengajar tetapi juga sebagai pendidik. Serta sebagai orangtua pastinya kita bertanggung jawab penuh terhadap pendidikan anak-anak kita”. (Mebri)
Menurut Bupati, dengan komitmen dalam keteguhan hati untuk membangun Mentawai, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia, maka harus disinergikan untuk membangun Sotboyak dengan memberikan pembangunan Gedung Sekolah SMP. Kita memandang memang sudah selayaknya diberikan pembangunan sekolah baru di Sotboyak yang telah melahirkan generasi Mentawai.
Bupati bertekad untuk terus melakukan pembangunan serta penyebaran SMP di seluruh Mentawai. Sebab banyak anak-anak setelah tamat SD tidak bisa melanjutkan kejenjang SMP. Ini akibat untuk melanjutkan kejenjang SMP terlalu jauh untuk menjangkaunya kedaerah lain, sehingga membutuhkan biaya besar untuk menyekolahkan tingkat SMP.
Bupati menekankan, terutama untuk anak SD dan SMP harus selalu bangga menjadi orang Mentawai, menjaga identitas dan peradaban di Mentawai. Kalau Sumatera Utara, Nias, dan Minangkabau ada identitasnya, maka pertanyaannya apakah Mentawai ada identitasnya?. Bupati mengungkapkan hendaknya Mentawai bisa maju seperti kabupaten lain yang telah maju di Sumatera Barat. Diharapkan kepada guru-guru agar bisa mengajar dan mendidik anak-anak didiknya dengan lemah lembut dan santun, sehingga anak-anak tersebut menjadi generasi yang pintar dan cerdas. “Ketika peradaban kita berbaur dengan orang luar, kita lebih cenderung tenggelam dari pada harus bangkit berdiri kokoh sebagai orang Mentawai. Melalui pendidikan kita bisa maju. Bukan karena kita tinggal di pulau, tapi hanya pendidikan yang bisa membuat kita berubah lebih baik. Meski tinggal di kota, tapi kalau tidak berpendidikan juga tetap tertinggal,” ujarnya.
Pada tahun 2013 Bupati telah memberikan beasiswa kepada 100 orang mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan S2 di UGM. Dana ini dianggarkan sebanyak 13 M.
Kepala Dinas Pendidikan Mentawai mengatakan kedatangan Bupati ke Desa Sotboyak membuktikan atas keseriusan Bupati untuk kemajuan pendidikan di Mentawai. Dengan majunya pendidikan di Mentawai diharapkan dapat memutuskan mata rantai kemiskinan.
Keberhasilan di kabupaten Mentawai ini di karenakan Desa Sotboyak yang tertata rapi dan lingkungannya yang indah, oleh karena itu Bupati mengucapkan terima kasih kepada Kepala Desa dan masyarakat Sotboyak. Pada tahun ini Desa Sotboyak berhasil menjadi desa terbaik di -Sumatera Barat dari segi kebersihan, kerapian dan keindahan.
Kadis PU Elpi menyatakan disela-sela kunjungannya bersama Bupati bahwa pada tahun ini jalan mega trans Mentawai dan jembatan akan dibangun di Sotboyak. Pembangunan ini ditargetkan akan dilaksanakan tahun 2016. Disisi lain Kepala Dinas Kesehatan Lamuddin menghimbau “Kepada warga desa Sotboyak yang belum memiliki kartu BPJS agar segera mengurusnya, jangan sampai sakit dulu, baru diurus, karena kartu BPJS tersebut aktifnya seminggu setelah terdaftar”. Sementara dari Dinas Sosial sesuai dengan permintaan masyarakat Sotboyak yang meminta bantuan perumahan bagi keluarga yang kurang mampu. Kepala Dinas Sosial Paulinus Sabelepangulu pun menjawab “Kalau ada tanah yang bisa di hibahkan dengan surat-surat yang lengkap kita bisa membangun rumah tersebut. Dan dari Kepala Dinas Pertanian Novriadi akan mengembangkan pertanian di desa Sotboyak serta akan menambah tenaga PL.
Dalam penutupan Bupati menyampaikan ,”Tidak ada lagi anak-anak yang tidak bersekolah karena tidak mempunyai buku dan sepatu. Kalau memang tidak ada buku dan sepatu para guru wajib mencatat dan melaporkan dan Bupati akan memberikan bantuan. Jika ada anak yang menganggur satu sampai empat tahun setelah tamat SD silahkan mendaftar lagi ke SMP 3 Sotboyak yang telah diresmikan ini. Dan kepada guru haruslah menjadi guru yang kreatif jangan sampai mengeluh karena tidak adanya labor, karena alam yang terbuka bisa dijadikan labor untuk bereksperimen. Guru adalah kunci dari keberhasilan murid-muridnya, tidak hanya sukses dari segi ilmu pengetahuan tetapi juga sukses dalam membentuk budi pekerti yang baik. Karena guru tidak hanya sebagai pengajar tetapi juga sebagai pendidik. Serta sebagai orangtua pastinya kita bertanggung jawab penuh terhadap pendidikan anak-anak kita”. (Mebri)
Pembangunan RSUD M Zen Dimulai
Pemkab Pesisir Selatan saat ini tengah membangun sebuah rumah sakit termegah di Sumbar. Rumah sakit ini merupakan pemindahan lokasi (relokasi) dari RSUD M Zein Painan ke lokasi yang baru dengan bangunan yang lebih baik di Bukit Kabun Taranak Painan, Pessel.
Pembangunan gedung megah tersebut ditandai dengan perletakan batu pertama dan penandatanganan prasasti oleh Gubernur Sumbar Irwan Paryitno dan Bupati Pessel, H Nasrul Abit.
Gubernur Sumbar sangat mengapresisasi kebijakan Bupati Pessel H Nasrul Abit yang telah memprogramkan relokasi RSUD M Zein Painan sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat Pessel. Apalagi juga menjadi rumah sakit rujukan.
“Artinya, masyarakat tidak perlu lagi berobat ke Padang dan sudah cukup mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit ini, termasuk juga bagi daerah tetangga seperti, Kabupaten Muko-Muko dan Kabupaten Kerinci,” katanya.
RSUD M Zein Painan Pessel dibangun dengan desain mewah dan elegan sesuai yang didambakan masyarakat dan Pemkab Pessel. Hal tersebut tentu didukung dengan pelayanan yang prima, unggul dan profesional. Suksesnya pembangunan rumah sakit ini juga menuntut kepedulian semua elemen masyarakat dalam mengawalnya, bebas dari gangguan. Tanpa dukungan tentu pembangunannya tidak akan berjalan maksimal sesuai yang diharapkan.
Menurut Irwan Paryitno, rumah sakit yang dibangun tersebut juga rumah sehat, apalagi view di sekitarnya sangat indah dan mempesona. Karena lokasi rumah sakit ini sangat stretegis, berada pada ketinggian dengan pemandangan laut dan pantai dengan 3 dimensi yaitu, alam pantai, pulau- pulau dan bahari.
“Melihat pemandangan yang indah luar biasa tersebut, maka orang yang sedang sakit bisa sembuh karena psiikisnya sudah terobati,” kata Irwan Prayitno.
Pembangunan RSUD M Zein Painan dikerjakan PT Waskita Karya (Persero) Tbk, memafaatkan dan Pinjaman Investasi Pemerintah (PIP) dengan pagu dana sebesar Rp 94.178.900.000. Lokasinya sangat aman dan nyaman serta terhindar dari ancaman tsunami yang selama ini ditakuti masyarakat.
Pasalnya rumah sakit yang dimanfaatkan sekarang, letaknya berada pada dataran rendah dengan jarak sekitar 1 km dari bibir pantai. Bila terjadi gempa, maka pasien yang berobat akan panik dan berhamburan keluar karena takut ancaman tsunami. Kondisi ini jelas sangat membahayakan keselamatan dan jiwa masyarakat yang berobat di rumah sakit itu.
Sementara Bupati Pesisir Selatan H Nasrul Abit mengatakan, pusat pelayanan kesehatan di Pessel yang sedang dibangun tersebut merupakan rumah sakit rujukan. Maka diharapkan nantinya pelayanannya juga asemakin baik dan prima. Pasien akan dilayanioleh sedikitnya 35 orang dokter ahli dari berbagai penyakit. Sedangkan saat ini, sudah tersedia sebanyak 15 orang dokter ahli yang memberikan pelayanan pengobatan kepada pasien yang membutuhkan pengobatan.
“RSUD M Zein juga akan ditingkatkan statusnya dari dari Tipe C menjadi Tipe B. Artinya, keberadaan RSUD M Zein Painan diharapkan menjadi rumah sakit rujukan yang terbaik di Sumbar setelah RSUP M Jamil Padang,” katanya.
Menurut H Nasrul Abit, sebelumnya telah dilakukan penandatanganan kontrak pembangunan rumah sakit tersebut oleh Pajabat Pembuat Komitmen (PPK) dengan Penyedia PT Waskita Karya (Persero) Tbk, sesuai peraturan perundang-undangan disetujui Kuasa Penguna Anggaran (KPA), Ir Febrianes serta mengetahui Kepala Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Pemukiman Kabupaten Pesisir Selatan selaku Penguna Anggaran ( PA), Era Syukma Munaf ST.MM. Proses penanganan kontrak tersebut disaksikan Tim Legal Asisten Akfa Wismen, JPN Legal Asisten, M Rizal, Muspida Plus Pemkab Pessel dan sejumlah pimpinan SKPD di lingkungan Pemkab Pessel dan para undangan lainnya.
H Nasrul Abit juga mengajak semua elemen masyarakat untuk dapat mendukung pembangunan rumah sakit tersebut. Kelancaran pelaksanaan pembangunan rumah sakit itu sangat tergantung dari dukungan dan partisipasi masyarakat. Dan diharapkan pula tidak ada masalah dalam pembangunannya, sehingga berjalan lancar sesuai yang diinginkan masyarakat Pessel.
Kegiatan perletakan batu pertama relokasi pembangunan RSUD M Zein Painan, juga dihadiri unsur PIP, pejabat Pemprov Sumbar, Ketua DPRD Pessel Martawijaya Dt Rajo Bagampo, Muspida Plus Pemkab Pessel, SKPD di lingkungan Pemkab Pessel, ninik mamak dan masyarakat serta para undangan lainnya. (h/***)
Pembangunan gedung megah tersebut ditandai dengan perletakan batu pertama dan penandatanganan prasasti oleh Gubernur Sumbar Irwan Paryitno dan Bupati Pessel, H Nasrul Abit.
Gubernur Sumbar sangat mengapresisasi kebijakan Bupati Pessel H Nasrul Abit yang telah memprogramkan relokasi RSUD M Zein Painan sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat Pessel. Apalagi juga menjadi rumah sakit rujukan.
“Artinya, masyarakat tidak perlu lagi berobat ke Padang dan sudah cukup mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit ini, termasuk juga bagi daerah tetangga seperti, Kabupaten Muko-Muko dan Kabupaten Kerinci,” katanya.
RSUD M Zein Painan Pessel dibangun dengan desain mewah dan elegan sesuai yang didambakan masyarakat dan Pemkab Pessel. Hal tersebut tentu didukung dengan pelayanan yang prima, unggul dan profesional. Suksesnya pembangunan rumah sakit ini juga menuntut kepedulian semua elemen masyarakat dalam mengawalnya, bebas dari gangguan. Tanpa dukungan tentu pembangunannya tidak akan berjalan maksimal sesuai yang diharapkan.
Menurut Irwan Paryitno, rumah sakit yang dibangun tersebut juga rumah sehat, apalagi view di sekitarnya sangat indah dan mempesona. Karena lokasi rumah sakit ini sangat stretegis, berada pada ketinggian dengan pemandangan laut dan pantai dengan 3 dimensi yaitu, alam pantai, pulau- pulau dan bahari.
“Melihat pemandangan yang indah luar biasa tersebut, maka orang yang sedang sakit bisa sembuh karena psiikisnya sudah terobati,” kata Irwan Prayitno.
Pembangunan RSUD M Zein Painan dikerjakan PT Waskita Karya (Persero) Tbk, memafaatkan dan Pinjaman Investasi Pemerintah (PIP) dengan pagu dana sebesar Rp 94.178.900.000. Lokasinya sangat aman dan nyaman serta terhindar dari ancaman tsunami yang selama ini ditakuti masyarakat.
Pasalnya rumah sakit yang dimanfaatkan sekarang, letaknya berada pada dataran rendah dengan jarak sekitar 1 km dari bibir pantai. Bila terjadi gempa, maka pasien yang berobat akan panik dan berhamburan keluar karena takut ancaman tsunami. Kondisi ini jelas sangat membahayakan keselamatan dan jiwa masyarakat yang berobat di rumah sakit itu.
Sementara Bupati Pesisir Selatan H Nasrul Abit mengatakan, pusat pelayanan kesehatan di Pessel yang sedang dibangun tersebut merupakan rumah sakit rujukan. Maka diharapkan nantinya pelayanannya juga asemakin baik dan prima. Pasien akan dilayanioleh sedikitnya 35 orang dokter ahli dari berbagai penyakit. Sedangkan saat ini, sudah tersedia sebanyak 15 orang dokter ahli yang memberikan pelayanan pengobatan kepada pasien yang membutuhkan pengobatan.
“RSUD M Zein juga akan ditingkatkan statusnya dari dari Tipe C menjadi Tipe B. Artinya, keberadaan RSUD M Zein Painan diharapkan menjadi rumah sakit rujukan yang terbaik di Sumbar setelah RSUP M Jamil Padang,” katanya.
Menurut H Nasrul Abit, sebelumnya telah dilakukan penandatanganan kontrak pembangunan rumah sakit tersebut oleh Pajabat Pembuat Komitmen (PPK) dengan Penyedia PT Waskita Karya (Persero) Tbk, sesuai peraturan perundang-undangan disetujui Kuasa Penguna Anggaran (KPA), Ir Febrianes serta mengetahui Kepala Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Pemukiman Kabupaten Pesisir Selatan selaku Penguna Anggaran ( PA), Era Syukma Munaf ST.MM. Proses penanganan kontrak tersebut disaksikan Tim Legal Asisten Akfa Wismen, JPN Legal Asisten, M Rizal, Muspida Plus Pemkab Pessel dan sejumlah pimpinan SKPD di lingkungan Pemkab Pessel dan para undangan lainnya.
H Nasrul Abit juga mengajak semua elemen masyarakat untuk dapat mendukung pembangunan rumah sakit tersebut. Kelancaran pelaksanaan pembangunan rumah sakit itu sangat tergantung dari dukungan dan partisipasi masyarakat. Dan diharapkan pula tidak ada masalah dalam pembangunannya, sehingga berjalan lancar sesuai yang diinginkan masyarakat Pessel.
Kegiatan perletakan batu pertama relokasi pembangunan RSUD M Zein Painan, juga dihadiri unsur PIP, pejabat Pemprov Sumbar, Ketua DPRD Pessel Martawijaya Dt Rajo Bagampo, Muspida Plus Pemkab Pessel, SKPD di lingkungan Pemkab Pessel, ninik mamak dan masyarakat serta para undangan lainnya. (h/***)
Adiwiyata Mandiri, Kota Padang Raih Penghargaan Terbanyak se-Indonesia
Geliat sekolah berbasis lingkungan atau sekolah Adiwiyata semakin terasa di Kota Padang. Berkat keseriusan menerapkan program Adiwiyata dari tahun 2010, sebanyak 8 penghargaan sekolah Adiwiyata Mandiri Tingkat Nasional berhasil diraih tahun ini. Penghargaan tersebut sekaligus mengukuhkan Kota Padang menjadi peraih penghargaan Adiwiyata Mandiri terbanyak se-Indonesia.
“Dari 10 sekolah yang diusulkan, 8 diantaranya lolos meraih penghargaan Adiwiyata Mandiri tahun 2015. Hal ini juga mengukuhkan kita sebagai peraih penghargaan Adiwiyata Mandiri terbanyak setara kota/kabupaten se Indonesia,” ucap Walikota Padang, Mahyeldi Ansarullah di sela penyerahan penghargaan Adiwiyata Mandiri untuk 8 sekolah, Sabtu (6/6).
Sekolah yang berhasil meraih penghargaan Adiwiyata Mandiri Tingkat Nasional ini adalah SMA Negeri 3 Padang, SMK SMAK Padang, SMA Semen Padang, SMP Negeri 1 Padang, SMP Negeri 8 Padang, MTsN Kuranji, SD Negeri 36 Gunung Sariak, dan SDIT Adzkia 1.
Menurut Mahyeldi, Kota Padang patut berbangga dengan 8 penghargaan yang dibawa pulang. Sebab masalah lingkungan adalah persoalan serius yang sering disorot dan mendapat perhatian dunia internasional.
“Masalah lingkungan ini juga mendapat perhatian dan kepedulian penuh dari pemerintahan pusat. Bukti kepedulian tersebut bisa dilihat dari penghargaan yang diserahkan langsung oleh presiden Joko Widodo,” paparnya.
Terhadap sekolah yang telah menyandang status Adiwiyata Mandiri, walikota mengimbau agar prestasi yang didapat mampu dipertahankan. Ke depan, sekolah ini juga diminta aktif membantu Pemko membina sekolah lain yang belum berstatus Adiwiyata.
Lebih lanjut dikatakan, sejumlah manfaat bisa diperoleh dengan penerapan sekolah Adiwiyata. Diantaranya melalui penghijauan, di sekolah berbasis lingkungan ini akan tercipta suasana nyaman, udara yang segar, sehat, dan berkualitas.
Lingkungan seperti itu dinilai mampu mendukung kecerdasan otak para siswa didik. Hal itu karena, udara yang sejuk dan sehat bisa membuat oksigen di otak terus berganti, sehingga proses berfikir juga tak akan terganggu.
Sementara itu, Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Kota Padang, Edi Hasymi menuturkan, dengan diterimanya penghargaan untuk 8 sekolah tadi, total sekolah di Kota Padang yang berstatus Adiwiyata Mandiri ada sebanyak 16 sekolah. Tahun depan ditargetkan 11 sekolah lagi bisa menyandang status yang sama.
“Melalui program ini, diharapkan terbentuk karakter kepedulian warga sekolah kepada sesama manusia dan juga alam,” urainya.
Terakhir ia mengatakan, secara keseluruhan terdapat 16 provinsi yang menerima penghargaan Adiwiyata. Dari semua itu, Provinsi Jawa Timur meraih penghargaan terbanyak yakni 32 sekolah, dan Sumatera Barat (Sumbar) pada peringkat kedua meraih 10 sekolah. Dari sepuluh sekolah yang diajukan oleh Sumbar, delapan diantaranya diraih Kota Padang. (**)
“Dari 10 sekolah yang diusulkan, 8 diantaranya lolos meraih penghargaan Adiwiyata Mandiri tahun 2015. Hal ini juga mengukuhkan kita sebagai peraih penghargaan Adiwiyata Mandiri terbanyak setara kota/kabupaten se Indonesia,” ucap Walikota Padang, Mahyeldi Ansarullah di sela penyerahan penghargaan Adiwiyata Mandiri untuk 8 sekolah, Sabtu (6/6).
Sekolah yang berhasil meraih penghargaan Adiwiyata Mandiri Tingkat Nasional ini adalah SMA Negeri 3 Padang, SMK SMAK Padang, SMA Semen Padang, SMP Negeri 1 Padang, SMP Negeri 8 Padang, MTsN Kuranji, SD Negeri 36 Gunung Sariak, dan SDIT Adzkia 1.
Menurut Mahyeldi, Kota Padang patut berbangga dengan 8 penghargaan yang dibawa pulang. Sebab masalah lingkungan adalah persoalan serius yang sering disorot dan mendapat perhatian dunia internasional.
“Masalah lingkungan ini juga mendapat perhatian dan kepedulian penuh dari pemerintahan pusat. Bukti kepedulian tersebut bisa dilihat dari penghargaan yang diserahkan langsung oleh presiden Joko Widodo,” paparnya.
Terhadap sekolah yang telah menyandang status Adiwiyata Mandiri, walikota mengimbau agar prestasi yang didapat mampu dipertahankan. Ke depan, sekolah ini juga diminta aktif membantu Pemko membina sekolah lain yang belum berstatus Adiwiyata.
Lebih lanjut dikatakan, sejumlah manfaat bisa diperoleh dengan penerapan sekolah Adiwiyata. Diantaranya melalui penghijauan, di sekolah berbasis lingkungan ini akan tercipta suasana nyaman, udara yang segar, sehat, dan berkualitas.
Lingkungan seperti itu dinilai mampu mendukung kecerdasan otak para siswa didik. Hal itu karena, udara yang sejuk dan sehat bisa membuat oksigen di otak terus berganti, sehingga proses berfikir juga tak akan terganggu.
Sementara itu, Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Kota Padang, Edi Hasymi menuturkan, dengan diterimanya penghargaan untuk 8 sekolah tadi, total sekolah di Kota Padang yang berstatus Adiwiyata Mandiri ada sebanyak 16 sekolah. Tahun depan ditargetkan 11 sekolah lagi bisa menyandang status yang sama.
“Melalui program ini, diharapkan terbentuk karakter kepedulian warga sekolah kepada sesama manusia dan juga alam,” urainya.
Terakhir ia mengatakan, secara keseluruhan terdapat 16 provinsi yang menerima penghargaan Adiwiyata. Dari semua itu, Provinsi Jawa Timur meraih penghargaan terbanyak yakni 32 sekolah, dan Sumatera Barat (Sumbar) pada peringkat kedua meraih 10 sekolah. Dari sepuluh sekolah yang diajukan oleh Sumbar, delapan diantaranya diraih Kota Padang. (**)
M Shadiq Pasadigoe Dapat Dukungan Penuh Perantau
Bupati Tanah Datar M Shadiq Pasadigoe mendapat dukungan luas dari rantau. Beragam program yang digulirkannya, berhasil menjemput hati para perantau agar turut serta membangun kampung halaman.
Sebutlah misalnya para tokoh rantau asal Nagari Rao-Rao, Kecamatan Sungai Tarab. Ketika keprihatinan meluas terkait dengan meredup dan memprihatinkannya kondisi Masjid Rao-Rao yang berlokasi strategis di ruas jalan Batusangkar-Bukittinggi itu, Bupati Shadiq pun menyampaikan gagasan solusi. Gagasan itu dia diskusikan dengan masyarakat, pemuka masyarakat di kampung halaman dan pemuka masyarakat di rantau.
“Masih segar dalam ingatan saya, tiga setengah tahun lalu, masyarakat dan perantau Rao-Rao menyampaikan risau dan galau mereka tentang kondisi masjid yang masuk daftar situs cagar budaya ini. Diskusi mencari jalan keluarnya berlangsung penuh kekeluargaan. Hasilnya, hari ini dapat kita saksikan, betapa kemegahan masjid ini seakan menjemput kejayaan Minangkabau masa lalu,” ujar Shadiq, Sabtu (30/5), saat meresmikan hasil renovasi masjid dan pembangunan lapangan parkir bagi jemaah masjid.
Luas lapangan parkir itu mencapai 90 M2. Tanahnya diwakafkan oleh Asrizal Idrus. Lapangan parkir juga dilengkapi dengan tiga kios. Satu kios dioperasionalkan keluarga yang mewakafkan tanah dan dua kios lagi dioperasikan untuk menggerakkan ekonomi masjid. Dana yang dihabiskan untuk ketiga kegiatan itu mencapai Rp1,7 miliar. Menariknya, uang sebanyak itu hampir keseluruhannya berasal dari sumbangan 12 orang perantau Rao-Rao.
Itu adalah contoh yang diungkapkan Shadiq tentang betapa besarnya peranan perantau dalam membangun nagari. Kuncinya, kata dia, terjalinnya komunikasi yang baik antara masyarakat di kampung halaman, pemerintah daerah dan para perantau itu sendiri.
Bila Bupati Shadiq memujikan betapa dukungan perantau amat menentukan bagi pembangunan, maka perantau pun memujikan model kepemimpinan M Shadiq Pasadigoe dalam membangun kampung halaman dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjalin partisipasi masyarakat. Sehingga para perantau pun jatuh hati untuk turut mendukung kegiatan itu.
“Bupati Shadiq adalah orang yang penuh enerjik, mampu membangun jaringan kerja yang bagus dengan segenap elemen, dapat mencarikan solusi dengan cepat dan tepat. Beliau amat responsif terhadap masalah yang dihadapi masyarakat dan nagari. Banyak kemajuan yang telah dicapai Tanah Datar selama berada di bawah kepemimpinan beliau,” ujar H Syaiful, salah seorang perantau.
Pujian terhadap kepemimpinan Shadiq, juga disampaikan Astri Asgani, Ketua Indojolito Peduli yang tak henti-hentinya menggelar berbagai aksi sosial ke Tanah Datar. Organisasi ini menghimpun para perantau Minang dalam membantu mendanai berbagai kegiatan sosial di kampung halaman.
“Komunikasi Shadiq dengan para perantau sangat bagus. Menurut saya, ini merupakan salah satu pendorong kenapa para perantau dengan begitu mudah mengucurkan bantuan untuk berbagai program pembangunan di kampung halaman,” ujar Ni At, sapaan akrab Astri Asgani.
Bersamaan dengan peresmian renovasi Masjid Rao-Rao yang dilindungi Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 sebagai situs cagar budaya dan lapangan jamaah, digelar pula aksi sosial yang dimotori Ikatan Keluarga Rao-Rao (IKRAR) berupa sunatan massal. Sebanyak 280 anak dari keluarga kurang mampu, mendapatkan jatah khitanan gratis dan bantuan tas sekolah beserta uang tunai.
Selama ini, IKRAR juga aktif membantu pembangunan fisik di Tanah Datar dan menggelar berbagai program sosial, termasuk santunan terhadap 51 orang anak asuh. Sebanyak 12 orang mahasiswa diberi bantuan Rp 500ribu per orang setiap bulan, 15 orang siswa SMA dengan bantuan Rp275 ribu, 14 orang siswa SMP dengan bantuan Rp200 ribu dan 10 murid SD dengan bantuan Rp150 ribu. Bantuan lain yang diberikan kepada para siswa itu adalah menyelenggarakan bimbingan belajar gratis, baik untuk mata pelajaran umum maupun keagamaan.
Indojolito Peduli
Selain IKRAR yang merupakan organisasi perantau Rao-Rao, organisasi lain yang dikenal amat kerap melakukan aksi sosial di Tanah Datar adalah Indojolito Peduli. Bersamaan dengan aksi yang dilakukan IKRAR kemarin, Indojolito Peduli juga melakukan sunatan massal untuk 90 anak di Lintau Buo Utara.
Aksi sunatan massal ini, menurut Astri Asgani, sudah merupakan program rutin yang mereka lakukan untuk anak-anak keluarga tidak mampu di Sumbar, termasuk Tanah Datar. Selain sunatan massal, Indojolito Peduli yang digerakkan Astri bersama Hj. Meriwati dan beberapa tokoh rantau lainnya, juga rutin menggelar bantuan-bantuan sosial lainnya. (**)
Sebutlah misalnya para tokoh rantau asal Nagari Rao-Rao, Kecamatan Sungai Tarab. Ketika keprihatinan meluas terkait dengan meredup dan memprihatinkannya kondisi Masjid Rao-Rao yang berlokasi strategis di ruas jalan Batusangkar-Bukittinggi itu, Bupati Shadiq pun menyampaikan gagasan solusi. Gagasan itu dia diskusikan dengan masyarakat, pemuka masyarakat di kampung halaman dan pemuka masyarakat di rantau.
“Masih segar dalam ingatan saya, tiga setengah tahun lalu, masyarakat dan perantau Rao-Rao menyampaikan risau dan galau mereka tentang kondisi masjid yang masuk daftar situs cagar budaya ini. Diskusi mencari jalan keluarnya berlangsung penuh kekeluargaan. Hasilnya, hari ini dapat kita saksikan, betapa kemegahan masjid ini seakan menjemput kejayaan Minangkabau masa lalu,” ujar Shadiq, Sabtu (30/5), saat meresmikan hasil renovasi masjid dan pembangunan lapangan parkir bagi jemaah masjid.
Luas lapangan parkir itu mencapai 90 M2. Tanahnya diwakafkan oleh Asrizal Idrus. Lapangan parkir juga dilengkapi dengan tiga kios. Satu kios dioperasionalkan keluarga yang mewakafkan tanah dan dua kios lagi dioperasikan untuk menggerakkan ekonomi masjid. Dana yang dihabiskan untuk ketiga kegiatan itu mencapai Rp1,7 miliar. Menariknya, uang sebanyak itu hampir keseluruhannya berasal dari sumbangan 12 orang perantau Rao-Rao.
Itu adalah contoh yang diungkapkan Shadiq tentang betapa besarnya peranan perantau dalam membangun nagari. Kuncinya, kata dia, terjalinnya komunikasi yang baik antara masyarakat di kampung halaman, pemerintah daerah dan para perantau itu sendiri.
Bila Bupati Shadiq memujikan betapa dukungan perantau amat menentukan bagi pembangunan, maka perantau pun memujikan model kepemimpinan M Shadiq Pasadigoe dalam membangun kampung halaman dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjalin partisipasi masyarakat. Sehingga para perantau pun jatuh hati untuk turut mendukung kegiatan itu.
“Bupati Shadiq adalah orang yang penuh enerjik, mampu membangun jaringan kerja yang bagus dengan segenap elemen, dapat mencarikan solusi dengan cepat dan tepat. Beliau amat responsif terhadap masalah yang dihadapi masyarakat dan nagari. Banyak kemajuan yang telah dicapai Tanah Datar selama berada di bawah kepemimpinan beliau,” ujar H Syaiful, salah seorang perantau.
Pujian terhadap kepemimpinan Shadiq, juga disampaikan Astri Asgani, Ketua Indojolito Peduli yang tak henti-hentinya menggelar berbagai aksi sosial ke Tanah Datar. Organisasi ini menghimpun para perantau Minang dalam membantu mendanai berbagai kegiatan sosial di kampung halaman.
“Komunikasi Shadiq dengan para perantau sangat bagus. Menurut saya, ini merupakan salah satu pendorong kenapa para perantau dengan begitu mudah mengucurkan bantuan untuk berbagai program pembangunan di kampung halaman,” ujar Ni At, sapaan akrab Astri Asgani.
Bersamaan dengan peresmian renovasi Masjid Rao-Rao yang dilindungi Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 sebagai situs cagar budaya dan lapangan jamaah, digelar pula aksi sosial yang dimotori Ikatan Keluarga Rao-Rao (IKRAR) berupa sunatan massal. Sebanyak 280 anak dari keluarga kurang mampu, mendapatkan jatah khitanan gratis dan bantuan tas sekolah beserta uang tunai.
Selama ini, IKRAR juga aktif membantu pembangunan fisik di Tanah Datar dan menggelar berbagai program sosial, termasuk santunan terhadap 51 orang anak asuh. Sebanyak 12 orang mahasiswa diberi bantuan Rp 500ribu per orang setiap bulan, 15 orang siswa SMA dengan bantuan Rp275 ribu, 14 orang siswa SMP dengan bantuan Rp200 ribu dan 10 murid SD dengan bantuan Rp150 ribu. Bantuan lain yang diberikan kepada para siswa itu adalah menyelenggarakan bimbingan belajar gratis, baik untuk mata pelajaran umum maupun keagamaan.
Indojolito Peduli
Selain IKRAR yang merupakan organisasi perantau Rao-Rao, organisasi lain yang dikenal amat kerap melakukan aksi sosial di Tanah Datar adalah Indojolito Peduli. Bersamaan dengan aksi yang dilakukan IKRAR kemarin, Indojolito Peduli juga melakukan sunatan massal untuk 90 anak di Lintau Buo Utara.
Aksi sunatan massal ini, menurut Astri Asgani, sudah merupakan program rutin yang mereka lakukan untuk anak-anak keluarga tidak mampu di Sumbar, termasuk Tanah Datar. Selain sunatan massal, Indojolito Peduli yang digerakkan Astri bersama Hj. Meriwati dan beberapa tokoh rantau lainnya, juga rutin menggelar bantuan-bantuan sosial lainnya. (**)
Lomba Desain Busana Muslimah, Kota Pariaman Juara Satu
Kota Pariaman, berhasil meraih juara I Lomba Desain Busana Muslimah tingkat Sumatera Barat tahun 2015. Lomba Desain Busana Muslimah tahun 2015 yang digelar Dekranasda Provinsi Sumbar di Premier Basko Hotel juga menampilkan kegiatan lain seperti Lomba Cipta Produk Berbasis Sumber Daya Lokal.
Trofi kemenangan langsung diserahkan Ketua Dekranasda Provinsi Sumbar, Hj Nevi Irwan Prayitno kepada Ketua Dekranasda Kota Pariaman, Ny Dafreni Mukhlis. Keberhasilan Kota Pariaman pada lomba tersebut, jelas merupakan angin segar dan langkah cerah terhadap produk UKM atau produk pengrajin yang ada di Kota Pariaman untuk memacu produk ke pasar yang lebih luas.
Dalam perlombaan ini, Kota Pariaman mengikutsertakan dua pengrajin dan keduanya berhasil meraih juara. Pengrajin yang menjadi utusan Kota Pariaman itu bernama Indra Zainun, pengrajin dari Cimparuah dan Rosnani dari Desa Taluak.
Indra Zainun menampilkan karya baju muslimah berajutan renda dengan warna biru kombinasi ungu. Busana muslimah kasual remaja berwarna biru memakai ornamen dan aksesoris rajutan putih bermotif bunga dikombinasikan dengan rajutan berwarna biru dan ungu. Aksesoris ini diletakan pada bagian lengan dan pinggang kostum. Untuk cardigan dipilih warna ungu sehingga terlihat lebih menarik dan diberi aksesoris rajutan seperti yang ada pada kostum. Agar tampilan kostum dan cardigan menjadi lebih hidup, pada bagian akseksoris diberi payet warna senada dengan bahan, sehingga menampilkan kesan casual.
Sementara Rosnani di Lomba Cipta dan Inovasi Produk Kerajinan yang menampilkan kerajinan berupa suvenir, hanya meraih juara III tingkat Sumbar dari lomba yang digelar Dekranasda Sumbar.
Produk yang ditampilkan pada lomba, merupakan bagian dari produk industri kerajinan yang dihasilkan dari industri kerajinan yang dipimpinnya yang bernama Industri Kerajinan Bunda Rajutan di Desa Taluak. ***
Trofi kemenangan langsung diserahkan Ketua Dekranasda Provinsi Sumbar, Hj Nevi Irwan Prayitno kepada Ketua Dekranasda Kota Pariaman, Ny Dafreni Mukhlis. Keberhasilan Kota Pariaman pada lomba tersebut, jelas merupakan angin segar dan langkah cerah terhadap produk UKM atau produk pengrajin yang ada di Kota Pariaman untuk memacu produk ke pasar yang lebih luas.
Dalam perlombaan ini, Kota Pariaman mengikutsertakan dua pengrajin dan keduanya berhasil meraih juara. Pengrajin yang menjadi utusan Kota Pariaman itu bernama Indra Zainun, pengrajin dari Cimparuah dan Rosnani dari Desa Taluak.
Indra Zainun menampilkan karya baju muslimah berajutan renda dengan warna biru kombinasi ungu. Busana muslimah kasual remaja berwarna biru memakai ornamen dan aksesoris rajutan putih bermotif bunga dikombinasikan dengan rajutan berwarna biru dan ungu. Aksesoris ini diletakan pada bagian lengan dan pinggang kostum. Untuk cardigan dipilih warna ungu sehingga terlihat lebih menarik dan diberi aksesoris rajutan seperti yang ada pada kostum. Agar tampilan kostum dan cardigan menjadi lebih hidup, pada bagian akseksoris diberi payet warna senada dengan bahan, sehingga menampilkan kesan casual.
Sementara Rosnani di Lomba Cipta dan Inovasi Produk Kerajinan yang menampilkan kerajinan berupa suvenir, hanya meraih juara III tingkat Sumbar dari lomba yang digelar Dekranasda Sumbar.
Produk yang ditampilkan pada lomba, merupakan bagian dari produk industri kerajinan yang dihasilkan dari industri kerajinan yang dipimpinnya yang bernama Industri Kerajinan Bunda Rajutan di Desa Taluak. ***
Universitas Negeri Padang Mewisuda 1.014 Wisudawan
Universitas Negeri Padang (UNP) kembali melahirkan 1.014 wisudawan pada acara wisuda ke-103. Diharapkan nantinya lulusan ini dapat bersaing di dunia kerja. Dari 1.014 wisudawan ini terdiri dari, Program Diploma (D3) sebanyak 78 orang, Program D4 dan Kependidikan 587 orang, Program D4 dan Non Kependidikan sebanyak 192 orang, Program Magister (S2) sebanyak 148 orang dan Program Doktor (S3) sebanyak 9 orang.
Dalam pidato sambutannya Rektor UNP, Prof Phil Yanuar Kiram menyampaikan, tahun ini merupakan tahun perubahan dan salah satu milestone penting dalam perjalanan UNP. Seperti halnya, perubahan status menjadi Badan Layanan Umum (BLU) dan upaya UNP untuk meningkatkan kembali akreditasi UNP menjadi A.
“Perubahan status menjadi BLU berdasarkan persetujuan Menteri Keuangan RI. Proses perubahan dari status Satuan Kerja menjadi BLU bukanlah suatu persetujuan yang mudah, akan tetapi melalui proses penilaian yang panjang, baik terhadap proposal yang diajukan, penilaian infrastruktur pendukung, keuatan atau potensi serta manajemen yang diajukan,” jelasnya.
Dilanjutkannya, dengan dikeluarkannya SK Menteri pada 17 Februaru 2015 lalu tentang perubahan menjadi BLU merupakan suatu kepercayaan dari pemerintah untuk maju dan berkembang secara maksimal pada masa-masa yang akan datang, dan sejajar dengan Perguruan Tinggi besar di Indonesia.
“Suksesnya BLU merupakan sukses bersama dari seluruh lapisan penyelenggara Universitas. Dan saya ucapkan terimakasih kepada seluruh civitas ademika UNP, terutama kepada tim BLU yang telah bekerja keras,” terangnya.
Saat ini UNP juga tengah mengajukan reakreditasi institusi kepada Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT). Setelah melalui penilaian borang yang telah diajukan UNP pada tanggal 7, 8 dan 9 Mei 2015 yang lalu, tim assessor BAN PT telah melakukan visitasi ke UNP beberapa waktu lalu.
“Tim akreditasi kita sudah bekerja keras untuk bisa menaikkan kembali akreditasi UNP yang saat ini C menjadi A. Saya sangat berterimakasih kepada seluruh civtas akademika yang mendukung langkah UNP untuk menjadi kampus unggulan di Asia Tenggara,” papar Yanuar.
Ditambahkannya, selain itu abar gembira lainnya yaitu, dikeluarkannya Peraturan Menteri Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI Nomor 10 Tahun 2015 tentang persetujuan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) UNP.
“Berkat kerja keras tim SOTK UNP kembali mendapat SOTK yang baru dari Kemenristek RI. Dan saya menyampaikan apresiasi tinggi kepada Senat UNP yang telah bekerja keras,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, UNP juga telah merampung pembangunan sekolah labor (school life) yang nantinya juga menunjang untuk peningkatan kualitas jebolan UNP. Dan yang tak kalah prestisius adalah peresmian kolam renang bertaraf intenasional yang digadang-gadang akan menjadi kolam renang termegah di Sumbar.
Rektor UNP berpesan kepada para wisudawan yang juga merupakan duta UNP di masyarakat untuk segera mendharmabaktikan kemampuannya di bidang yang didapat di jurusan/program studi. Selain itu kata Yanuar, lulusan UNP untuk bisa menunjukkan karakter, integritas dan dedikasi yang kuat dalam dunia kerja.
“Kenanglah, besarkanlah, dan junjung tinggilah nama program studi, jurusan, dan fakultas serta UNP sebagai almamater melalui penerapan kompetensi yang tinggi dan perilaku dan karakter,” terangnya.
Yanuar juga berharap lulus nantinya untuk senantiasa menjalin hubungan komunikasi dengan UNP baik itu bertatap langsung ke UNP atau pun melalui sarana teknologi. “Pada waktunya kembalilah ke kampus almamater untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi baik sarjana, pendidikan profesi, Magister, dan bahkan Doktor,” ujarnya.
Dikatakan Yanuar, ada tiga fungsi yang harus dilakukan universitas dalam proses transformasi sosial, yaitu menjadi kontributor utama dalam keberhasilan ekonomi dalam upaya peningkatan tarf kehidupan masyarakat, selanjutnya, menghsilkan dan mentransfer ilmu pengetahuan, yang bermanfaat untuk kehidupan masyarakat, terakhir, menghasilkan para alumni dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang berguna bagi masyarakat
“Ketiga fungsi ini harus secara tepat mengambil posisi dalam konteks, lokal, nasional, dan global,” ujar Yanuar. ***
Jumat, 05 Juni 2015
Dinas Kehutanan Mentawai Adakan Pelatihan Hutan Rakyat
Dalam pelaksanaan Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani Hutan Rakyat Kabupaten Kepulauan Mentawai yang telah dilaksanakan sejak tanggal 19-22/05 di daerah Kecamatan Siberut Selatan Kepulauan Mentawai banyak mendapat respon positif dari warga setempat.
Kegiatan ini diadakan mengingat kerusakan hutan dan lahan di Indonesia saat ini telah menjadi sorotan mata banyak pihak secara nasional maupun internasional. Seperti yang kita ketahui bahwa kerusakan hutan dapat mengakibatkan bencana alam yang besar, mulai dari banjir, tanah longsor, dan kekeringan.
Hal yang bertemakan hutan ini, membuat masyarakat Kabupaten Kepulauan Mentawai terutama pihak terkait Dinas Kehutanan Kepulauan Mentawai membuat program pelatihan kelompok . Sebanyak 90 orang anggota dari tiga kelompok ikut ambil andil sebagai peserta pelatihan tersebut. Adapun pertama, Kelompok Tani Hutan Rakyat Keret Baga Desa Muntei memiliki luas lahan 70 hektar, kedua Kelompok Tani Hutan Rakyat Simalainge Desa Maileppet dengan luas lahan 20 hektar, dan terakhir Kelompok Tani Hutan Rakyat Loinak Simeruk Desa Muntei bejumlah 50 hektar.
Dengan adanya dampak kerusakan lahan serta terbatasnya kapasitas pemerintahan dalam upaya rehabilitas hutan, maka kepala Dinas Kehutanan Kepulauan Mentawai Binsar Seleleubaja mengadakan kegiatan Kelompok Tani Hutan Rakyat yang diharapkan dapat menjadi gerakan yang berskala nasional.
Untuk memperlancar pelaksanaan Pelatihan Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani Hutan Rakyat Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2015 telah di bentuk Panitia Pelaksana Pelatihan Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani Hutan Rakyat Tahun Anggaran 2015 oleh Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Kepulauan Mentawai sesuai dengan keputusan Nomor 900/134/Kpts/Hut-Mtw/2015 tanggal 04 Mei 2015.
Adapun tujuan dari kegiatan ini untuk memberdayakan para pihak terkait di tingkat desa dengan kegiatan RHL(Rehabilitasi Hutan dan Lahan), agar terciptanya peranan sosial yang berlaku dalam kehidupan masyarakat kearah yang lebih baik lagi, meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat tani dalam RHL, serta meningkatkan kemampuan permodalan, usaha ekonomi dan juga kesejahteraan masyarakat.
Bupati Kabupaten Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet telah mendukung penuh atas penyelenggaraan kegiatan tersebut. Terkait dari itu pelaksanaan Pelatihan Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani Hutan Rakyat memuat susunan acara yang terinfrastruktur sehingga kegiatan ini berjalan dengan lancar.
Bupati Yudas Sabaggalet berpesan di dalam acara penutupan kegiatan Kelompok Tani Hutan Rakyat,”Setidaknya dengan adanya Pelatihan Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani Hutan Rakyat Kabupaten Kepulauan Mentawai tahun 2015 ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan para peserta pelatihan tersebut dan meningkatkan kemampuan usaha perekonomian dalam sektor industri dan membina kesejahteraan masyarakat setempat”.Mebri
Kegiatan ini diadakan mengingat kerusakan hutan dan lahan di Indonesia saat ini telah menjadi sorotan mata banyak pihak secara nasional maupun internasional. Seperti yang kita ketahui bahwa kerusakan hutan dapat mengakibatkan bencana alam yang besar, mulai dari banjir, tanah longsor, dan kekeringan.
Hal yang bertemakan hutan ini, membuat masyarakat Kabupaten Kepulauan Mentawai terutama pihak terkait Dinas Kehutanan Kepulauan Mentawai membuat program pelatihan kelompok . Sebanyak 90 orang anggota dari tiga kelompok ikut ambil andil sebagai peserta pelatihan tersebut. Adapun pertama, Kelompok Tani Hutan Rakyat Keret Baga Desa Muntei memiliki luas lahan 70 hektar, kedua Kelompok Tani Hutan Rakyat Simalainge Desa Maileppet dengan luas lahan 20 hektar, dan terakhir Kelompok Tani Hutan Rakyat Loinak Simeruk Desa Muntei bejumlah 50 hektar.
Dengan adanya dampak kerusakan lahan serta terbatasnya kapasitas pemerintahan dalam upaya rehabilitas hutan, maka kepala Dinas Kehutanan Kepulauan Mentawai Binsar Seleleubaja mengadakan kegiatan Kelompok Tani Hutan Rakyat yang diharapkan dapat menjadi gerakan yang berskala nasional.
Untuk memperlancar pelaksanaan Pelatihan Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani Hutan Rakyat Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2015 telah di bentuk Panitia Pelaksana Pelatihan Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani Hutan Rakyat Tahun Anggaran 2015 oleh Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Kepulauan Mentawai sesuai dengan keputusan Nomor 900/134/Kpts/Hut-Mtw/2015 tanggal 04 Mei 2015.
Adapun tujuan dari kegiatan ini untuk memberdayakan para pihak terkait di tingkat desa dengan kegiatan RHL(Rehabilitasi Hutan dan Lahan), agar terciptanya peranan sosial yang berlaku dalam kehidupan masyarakat kearah yang lebih baik lagi, meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat tani dalam RHL, serta meningkatkan kemampuan permodalan, usaha ekonomi dan juga kesejahteraan masyarakat.
Bupati Kabupaten Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet telah mendukung penuh atas penyelenggaraan kegiatan tersebut. Terkait dari itu pelaksanaan Pelatihan Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani Hutan Rakyat memuat susunan acara yang terinfrastruktur sehingga kegiatan ini berjalan dengan lancar.
Bupati Yudas Sabaggalet berpesan di dalam acara penutupan kegiatan Kelompok Tani Hutan Rakyat,”Setidaknya dengan adanya Pelatihan Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani Hutan Rakyat Kabupaten Kepulauan Mentawai tahun 2015 ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan para peserta pelatihan tersebut dan meningkatkan kemampuan usaha perekonomian dalam sektor industri dan membina kesejahteraan masyarakat setempat”.Mebri
Penarikan Undian Tabungan Sikoci Periode I Rayon II Tahun 2015 Jusmawati Raih Toyota Avanza
NASABAH Bank Nagari Kantor Cabang Lubuk Alung atas nama Jusmawati J. SPd., berhasil meraih satu unit mobil Avanza dalam penarikan undian tabungan Sikoci Bank Nagari, Periode I rayon II tahun 2015, di Simpang Empat, Pasaman Barat, Selasa (26/5).
Kegiatan yang digelar di KC Bank Nagari Simpang Empat ini, diawali dengan gerak jalan sehat pada pagi harinya, yang diikuti oleh Bupati Pasaman Barat Baharuddin R, Direktur Pemasaran dan Syariah Bank Nagari Indra Wediana, Komisari Bank Nagari Wilson Hasan, serta para pejabat dan nasabah Bank Nagari di Pasaman Barat.
Dalam sambutannya Bupati Baharuddin menyebutkan, sangat mengapresiasi Bank Nagari yang telah banyak berperan dalam memajukan aktivitas perekonomian di daerahnya.
Sementara Indra Wediana, pada kesempatan itu menyebutkan, penarikan undian Sikoci Periode I Rayon II Tahun 2015 di Kantor cabang Simpang Empat ini diikuti oleh nasabah dari kantor : Cabang Payakumbuh, Cabang Bukittinggi, Cabang Pariaman, Cabang Lubuk Sikaping, Cabang Lubuk Alung,Cabang Ujung Gading, Cabang Lubuk Basung, Cabang Pangkalan, Cabang Tapus dan Cabang Simpang Empat.
“Adapun hadiah yang disediakan terdiri dari : satu unit Toyota Avanza sebagai hadiah utama, 11 unit sepeda motor Yamaha Mio; sebagai Hadiah ke-2, dan 11 paket uang tunai masing-masing sebesar Rp2.500.000 sebagai hadiah ke-3. Juga ada 11 paket uang tunai masingmasing
sebesar Rp1.500.000 sebagai hadiah ke-4,” kata Indra Wediana.
Hadiah utama berupa satu unit mobil avanza langsung dilakukan pengundiannya oleh Bupati. Sementara, hadiah kedua berupa 11 unit Sepeda Motor Yamaha Mio GT oleh
Kejaksaan Negeri Pasaman Barat yang diwakili oleh Bapak Nazif Firdaus.
Secara simbolis, penyerahan hadiah dilakukan kepada 11 pemenang yang terdiri dari 2 (dua) orang nasabah KC Bukittinggi, dan masing – masing satu pemenang nasabah KC Payakumbuh,
Pariaman, Lubuk Sikaping, Simpang Empat, Ujung Gading, Lubuk Basung, Pangkalan, Tapus,
Lubuk alung
Berikutnya, pengundian hadiah ketiga dan keempat berupa 11 paket uang tunai @Rp. 2.500.000 dan 11 paket uang tunai @Rp. 1.500.000 dilakukan oleh Pemimpin Bank Nagari Cabang Simpang Empat, Asrizal.
Pada kesempatan itu, juga diserahkan hadiah secara simbolis kepada 11 pemenang yang terdiri dari dua orang nasabah KC Bukittinggi, dan masing – masing satu pemenang nasabah KC Payakumbuh, Pariaman, Lubuk Sikaping, Simpang Empat, Ujung Gading, Lubuk Basung, Pangkalan, Tapus, Lubuk Alung.
Juga penyerahan simbolis hadiah kepada 11 pemenang yang terdiri dari dua orang nasabah KC Bukittinggi, dan masing – masing satu pemenang nasabah KC Payakumbuh, Pariaman, Lubuk Sikaping, Simpang Empat, Ujung Gading, Lubuk Basung, Pangkalan, Tapus, dan Lubuk Alung.
Pada kesempatan itu juga dilakukan penyerahan SP2K (Surat Persetujuan Pemberian Kredit) KKPE kepada 4 (empat) orang perwakilan kelompok tani dan ternak di Pasaman Barat oleh Bupati. ***
Kegiatan yang digelar di KC Bank Nagari Simpang Empat ini, diawali dengan gerak jalan sehat pada pagi harinya, yang diikuti oleh Bupati Pasaman Barat Baharuddin R, Direktur Pemasaran dan Syariah Bank Nagari Indra Wediana, Komisari Bank Nagari Wilson Hasan, serta para pejabat dan nasabah Bank Nagari di Pasaman Barat.
Dalam sambutannya Bupati Baharuddin menyebutkan, sangat mengapresiasi Bank Nagari yang telah banyak berperan dalam memajukan aktivitas perekonomian di daerahnya.
Sementara Indra Wediana, pada kesempatan itu menyebutkan, penarikan undian Sikoci Periode I Rayon II Tahun 2015 di Kantor cabang Simpang Empat ini diikuti oleh nasabah dari kantor : Cabang Payakumbuh, Cabang Bukittinggi, Cabang Pariaman, Cabang Lubuk Sikaping, Cabang Lubuk Alung,Cabang Ujung Gading, Cabang Lubuk Basung, Cabang Pangkalan, Cabang Tapus dan Cabang Simpang Empat.
“Adapun hadiah yang disediakan terdiri dari : satu unit Toyota Avanza sebagai hadiah utama, 11 unit sepeda motor Yamaha Mio; sebagai Hadiah ke-2, dan 11 paket uang tunai masing-masing sebesar Rp2.500.000 sebagai hadiah ke-3. Juga ada 11 paket uang tunai masingmasing
sebesar Rp1.500.000 sebagai hadiah ke-4,” kata Indra Wediana.
Hadiah utama berupa satu unit mobil avanza langsung dilakukan pengundiannya oleh Bupati. Sementara, hadiah kedua berupa 11 unit Sepeda Motor Yamaha Mio GT oleh
Kejaksaan Negeri Pasaman Barat yang diwakili oleh Bapak Nazif Firdaus.
Secara simbolis, penyerahan hadiah dilakukan kepada 11 pemenang yang terdiri dari 2 (dua) orang nasabah KC Bukittinggi, dan masing – masing satu pemenang nasabah KC Payakumbuh,
Pariaman, Lubuk Sikaping, Simpang Empat, Ujung Gading, Lubuk Basung, Pangkalan, Tapus,
Lubuk alung
Berikutnya, pengundian hadiah ketiga dan keempat berupa 11 paket uang tunai @Rp. 2.500.000 dan 11 paket uang tunai @Rp. 1.500.000 dilakukan oleh Pemimpin Bank Nagari Cabang Simpang Empat, Asrizal.
Pada kesempatan itu, juga diserahkan hadiah secara simbolis kepada 11 pemenang yang terdiri dari dua orang nasabah KC Bukittinggi, dan masing – masing satu pemenang nasabah KC Payakumbuh, Pariaman, Lubuk Sikaping, Simpang Empat, Ujung Gading, Lubuk Basung, Pangkalan, Tapus, Lubuk Alung.
Juga penyerahan simbolis hadiah kepada 11 pemenang yang terdiri dari dua orang nasabah KC Bukittinggi, dan masing – masing satu pemenang nasabah KC Payakumbuh, Pariaman, Lubuk Sikaping, Simpang Empat, Ujung Gading, Lubuk Basung, Pangkalan, Tapus, dan Lubuk Alung.
Pada kesempatan itu juga dilakukan penyerahan SP2K (Surat Persetujuan Pemberian Kredit) KKPE kepada 4 (empat) orang perwakilan kelompok tani dan ternak di Pasaman Barat oleh Bupati. ***
Lebih dari 10 Tahun, Kota Padang Akhirnya Miliki Terminal Angkot
Lebih dari 10 tahun Kota Padang tak mempunyai terminal angkutan kota (angkot). Akhirnya, di bawah kepemimpinan Mahyeldi-Emzalmi (MahEm) transportasi Kota Padang mulai berbenah. Apalagi salah satu dari 10 program unggulan MahEm, yakni menyediakan terminal angkot dan terminal bus dalam dua tahun, serta penataan sistem transportasi kota yang lebih baik mulai terlihat.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishub Kominfo) Kota Padang, Rudy Rinaldy, awal kehadiran pangkalan angkot memang penuh dengan tantangan. Namun, demi terurainya kemacetan di Kota Padang kebiasaan sopir angkot yang tidak biasa masuk pangkalan terus di pantau setiap hari. “Dengan kehadiran pangkalan angkot untuk jalur timur dan selatan, kemacetan sudah bisa terurai,” katanya.
Dikatakan Rudy Rinaldy, untuk memaksimalkan pangkalan angkot tersebut akan dilakukan pelebaran pangkalan. Dilihat dari sisa lahan yang akan dijadikan pelebaran pangkalan angkot tersebut, diperkirakan bisa ditambah sebanyak tiga lajur lagi. Ini baru bisa dilakukan, ketika pedagang yang menempati kios penampungan sudah dipindahkan ke Pasar Inpres.
Dishub Kominfo di tahun 2015 ini, juga sudah merencakan terminal Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) dan Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP) Tipe A di Anak Aia, Koto Tangah, dengan lahan seluas 4,5 hektare dan diperkirakan menelan dana sebesar Rp50 miliar, yang diambil dari APBD Kota Padang dan APBN. Tahun ini, baru dianggarkan sebanyak Rp10 miliar, di antaranya Rp5 miliar dari APBD Kota Padang dan Rp5 miliar dari APBN.
“Kita berharap terminal di Anak Aia bisa secepatnya di mulai pembangunan, karena tahun 2015 ini sudah kita anggarkan,” jelas Rudy Rinaldy.
Dishub Kominfo juga melakukan terobosan untuk mengurai kemacetan di kawasan By Pass dengan melarang truk masuk selama dua jam pada pagi dan sore, yang diberlakukan mulai pukul 06.00 WIB-08.00 WIB dan pukul 16.00 WIB - 18.30 WIB. Di dua jam tersebut merupakan jam sibuk, sehingga banyak kendaraan yang lalu lalang, terutama kendaraan pribadi dan umum.
Sedangkan untuk prestasi Kota Padang di bidang transportasi di bawah kepemimpinan MahEm sudah terlihat akhir 2014 lalu, yakni meraih penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN). WTN ini diberikan untuk kategori lima kota besar di Indonesia. Salah satunya Pemko Padang, yang meraih penghargaan tingkat nasional di bidang lalu lintas, yang sudah menunggu selama 10 tahun (2004-2014).
“Kelima kota besar yang memperoleh Piala WTN tersebut yakni Kota Padang, Kota Pekanbaru, Kota Bandar Lampung, Kota Balikpapan dan Kota Denpasar. Sepuluh tahun absen, akhirnya Kota Padang meraih penghargaan itu,” katanya. (*)
Menurut Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishub Kominfo) Kota Padang, Rudy Rinaldy, awal kehadiran pangkalan angkot memang penuh dengan tantangan. Namun, demi terurainya kemacetan di Kota Padang kebiasaan sopir angkot yang tidak biasa masuk pangkalan terus di pantau setiap hari. “Dengan kehadiran pangkalan angkot untuk jalur timur dan selatan, kemacetan sudah bisa terurai,” katanya.
Dikatakan Rudy Rinaldy, untuk memaksimalkan pangkalan angkot tersebut akan dilakukan pelebaran pangkalan. Dilihat dari sisa lahan yang akan dijadikan pelebaran pangkalan angkot tersebut, diperkirakan bisa ditambah sebanyak tiga lajur lagi. Ini baru bisa dilakukan, ketika pedagang yang menempati kios penampungan sudah dipindahkan ke Pasar Inpres.
Dishub Kominfo di tahun 2015 ini, juga sudah merencakan terminal Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) dan Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP) Tipe A di Anak Aia, Koto Tangah, dengan lahan seluas 4,5 hektare dan diperkirakan menelan dana sebesar Rp50 miliar, yang diambil dari APBD Kota Padang dan APBN. Tahun ini, baru dianggarkan sebanyak Rp10 miliar, di antaranya Rp5 miliar dari APBD Kota Padang dan Rp5 miliar dari APBN.
“Kita berharap terminal di Anak Aia bisa secepatnya di mulai pembangunan, karena tahun 2015 ini sudah kita anggarkan,” jelas Rudy Rinaldy.
Dishub Kominfo juga melakukan terobosan untuk mengurai kemacetan di kawasan By Pass dengan melarang truk masuk selama dua jam pada pagi dan sore, yang diberlakukan mulai pukul 06.00 WIB-08.00 WIB dan pukul 16.00 WIB - 18.30 WIB. Di dua jam tersebut merupakan jam sibuk, sehingga banyak kendaraan yang lalu lalang, terutama kendaraan pribadi dan umum.
Sedangkan untuk prestasi Kota Padang di bidang transportasi di bawah kepemimpinan MahEm sudah terlihat akhir 2014 lalu, yakni meraih penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN). WTN ini diberikan untuk kategori lima kota besar di Indonesia. Salah satunya Pemko Padang, yang meraih penghargaan tingkat nasional di bidang lalu lintas, yang sudah menunggu selama 10 tahun (2004-2014).
“Kelima kota besar yang memperoleh Piala WTN tersebut yakni Kota Padang, Kota Pekanbaru, Kota Bandar Lampung, Kota Balikpapan dan Kota Denpasar. Sepuluh tahun absen, akhirnya Kota Padang meraih penghargaan itu,” katanya. (*)
DPRD Terima LKPJ Bupati 2014 LKPj Bupati Dengan Catatan Strategis
DPRD Tanah Datar berhasil menuntaskan pembahasan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Bupati Tanah Datar tahun 2014 dalam sidang paripurna yang dipimpin langsung Ketua DPRD Zuldaftri Darma didampingi Wakil Ketua Saidani serta dihadiri Bupati M Shadiq Pasadigoe dan Wakil Bupati Irdinansyah Tarmizi, Asisten I, II dan Asisten III serta undangan lainnya. LKPJ Bupati diterima dengan sejumlah catatan strategis dan rekomendasi yang disampaikan Ketua Tim Perumus Ir Syamsul Bahri Oesoer.
Ketua Tim Perumus Catatan Strategis DPRD Tanah Datar Ir Syamsul Bahri Oesoer dalam laporannya yang dibacakan Wakil Ketua DPRD Saidani di aula DPRD, Rabu (20/5) lalu, menyatakan dalam Perumus Catatan Strategis tersebut, tim membagi dalam tiga kategori, masing-masing Landasan Hukum dan Operasional, Landasan Perumusan serta Perumusan. Rumusan yang disampaikan bersumber dari hasil pembahasan masing-masing Pansus (Panitia Khusus) I, II dan III DPRD Tanah Datar yang telah berlangsung semenjak tanggal 27 April s/d 18 Mei 2015.
DPRD juga menyimpulkan, pelaksanaan APBD 2014 kurang berdampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Alasannya, realiasasi belanja langsung tidak mencapai rencana sebelumnya. Semulanya belanja langsung direncanakan 30,89 persen, namun realisasinya hanya 25,89 persen, pada hal belanja langsung sesuai arahan Mendagri diusahakan 30 persen dari APBD. Kedepan Pemda diminta sungguh-sungguh melaksanakan program dan kegiatan yang sudah dituangkan dalam APBD, terutama pada belanja publik.
Catatan strategis yang berkaitan dengan Visi dan Misi Kabupaten Tanah Datar, DPRD juga mengharapkan agar pada tahun-tahun mendatang biaya untuk program dan pemahaman, peningkatan, pemantapan Adat Basandi Syarak - Syarak Basandi Kitabullah agar dapat memperoleh dana anggaran yang memadai.
Tim Perumus Catatan Strategis DPRD Tanah Datar juga meminta kepada kepala daerah agar Inspektorat menyusun perencanaan pemeriksaan secara matang dengan mempertimbangkan ketersediaan sumber daya yang ada. Kemudian tentang pelaksanaan pengawasan kegiatan fisik pemerintah daerah diminta lebih serius lagi, karena dinilai selama ini pengawasan masih lemah.
Berkaitan dengan pengelolaan dan pengadaan air bersih, DPRD Tanah Datar dalam catatan strategisnya menyimpulkan Pemkab Tanah Datar belum mampu mencapai target cakupan pelayanan (Coverage) sebesar 67 persen dari jumlah penduduk sesuai dengan RPJM 2010 - 2014, karena kenyataannya hanya mampu melayani masyarakat sebesar 54,59 persen. Dalam hal ini diminta Pemda lebih serius meningkatkan ketersediaan air bersih untuk masyarakat.
Catatan Strategis lainnya menyangkut dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pajak daerah yang ditargetkan sebesar Rp.12.187.541.466,- namun realisasinya hanya sebesar Rp.9.458.236.048,- atau 77,61 persen. Dalam hal ini tidak ditemukan penjelasan apa penyebabnya. Pada LKPJ yang akan datang diharapkan hendaknya diberikan penjelasan penyebabnya. (**)
Memusnahkan Pondok “Esek-esek”
Tidak ada kata terlambat, untuk melakukan sebuah kebaikan atau kemaslahatan. Kiranya, kalimat itu yang tepat disampaikan kepada Pemko Padang yang melakukan pemusnahan terhadap ‘pondok baremoh’ di lokasi wisata Pantai Pasir Jambak. Sekitar 80 unit pondok-pondok kecil mulai dari ukuran 1,5x15 meter hingga 2x2 meter. Pondok yang terbuat dari papan dan beratap anyaman daun rumbia itu selama ini disewakan kepada pasangan muda-mudi, terutama pelajar dan mahasiswa untuk bersantai.
Persoalannya adalah, pondok-pondok itu didesain sedemikian rupa, berdinding pada tiga sisi, sehingga hanya sisi yang berhadapan dengan pantai saja yang bisa tampak orang yang berada di dalam pondok tersebut. Bahkan sejumlah pondok, dindingnya ada yang dipasang pada empat sisi, sehingga pasangan insan yang berada di dalam pondok tersebut tidak terlihat sama sekali.
Dalam praktiknya, pondok-pondok tersebut rentan digunakan untuk berbuat tidak senonoh alias mesum oleh pasangan yang belum diikat hubungan pernikahan. Dalam penertiban oleh Satpol PP Pemko Padang di bawah pimpinan Plt Kasatpol PP Firdaus Ilyas, ternyata ditemukan beberapa alat kontrasepsi di dekat pondok-pondok itu.
Tentu saja praktik-praktik yang demikian merupakan distorsi dari tujuan pariwisata di Kota Padang dan Ranah Minang pada umumnya. Di mana semestinya objek-objek pariwisata Ranah Minang meski mengaku kepada filosofi adat basandi syarak, syarak basadi kitabullah (ABS SBK). Apapun objek wisata di Ranah Minang meski mengacu dan menjaga semangat filosofi itu.
Tentu saja penertiban atas pondok-pondok baremoh di Pantai Wisata Pasir Jambak tersebut patut diapresiasi. Ketika disorot Haluan sejak enam bulan lalu, Pemko Padang kurang memberi respon. Tapi Alhamdulillah tiga pecan menjelang memasuki Bulan Ramadhan 1436 H, pondok-pondok mesum itu telah dieksekusi. Pantas kita khawatir dengan keberadaan pondok-pondok tersebut. Karena lebih banyak digunakan untuk kegiatan mesum atau tidak senonoh oleh pasangan muda-mudi yang didominasi pelajar dan mahasiswa.
Agar tidak ada suara-suara miring dari berbagai pihak dan anggapan bahwa Pemko Padang pilih kasih, sebaiknya seluruh fasilitas objek wisata yang disediakan atau didesain untuk hal-hal yang negative, seperti berbuat mesum, ditertibkan seperti halnya yang dilakukan Satpol PP Pemko Padang atas pondok-pondok baremoh di Pantai Wisata Pasir Jambak. Praktik-praktik serupa juga ada di beberapa tidak lainnya, seperti di kawasan Pantai Muaro Padang dan kawasan Bukit Lampu Bungus dan Teluk Kabung.
Setelah melakukan penertiban, diharapkan Satpol PP Pemko Padang selalu melakukan pengawasan ketat guna memastikan pondok-pondok mesum yang telah ditertibkan, tidak tumbuh lagi. Artinya memang diperlukan pengawasan dan konsiostensi dalam masalah ini.
Harapan kita kepada pihak swasta, pelaku kepariwisataan dan masyarakat di sekitar lokasi objek wisata untuk memanfaatkan peluang berusaha di lokasi-lokasi wisata dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat positif. Jangan malah membuka usaha-usaha kepariwisataan yang justru bertentangan dengan semangat norma adat dan agama.
Perlu juga dibuatkan perjanjian dengan pihak-pihak pengelola fasilitas pariwisata yang selama ini telah melakukan penyimpangan agar tidak mengulangi keteledoran itu di masa mendatang. Ke depan jika ada yang melanggar kembali, maka perlu diberikan pelajaran atau shocktherapi, sehingga jera untuk ke depannya. **
Persoalannya adalah, pondok-pondok itu didesain sedemikian rupa, berdinding pada tiga sisi, sehingga hanya sisi yang berhadapan dengan pantai saja yang bisa tampak orang yang berada di dalam pondok tersebut. Bahkan sejumlah pondok, dindingnya ada yang dipasang pada empat sisi, sehingga pasangan insan yang berada di dalam pondok tersebut tidak terlihat sama sekali.
Dalam praktiknya, pondok-pondok tersebut rentan digunakan untuk berbuat tidak senonoh alias mesum oleh pasangan yang belum diikat hubungan pernikahan. Dalam penertiban oleh Satpol PP Pemko Padang di bawah pimpinan Plt Kasatpol PP Firdaus Ilyas, ternyata ditemukan beberapa alat kontrasepsi di dekat pondok-pondok itu.
Tentu saja praktik-praktik yang demikian merupakan distorsi dari tujuan pariwisata di Kota Padang dan Ranah Minang pada umumnya. Di mana semestinya objek-objek pariwisata Ranah Minang meski mengaku kepada filosofi adat basandi syarak, syarak basadi kitabullah (ABS SBK). Apapun objek wisata di Ranah Minang meski mengacu dan menjaga semangat filosofi itu.
Tentu saja penertiban atas pondok-pondok baremoh di Pantai Wisata Pasir Jambak tersebut patut diapresiasi. Ketika disorot Haluan sejak enam bulan lalu, Pemko Padang kurang memberi respon. Tapi Alhamdulillah tiga pecan menjelang memasuki Bulan Ramadhan 1436 H, pondok-pondok mesum itu telah dieksekusi. Pantas kita khawatir dengan keberadaan pondok-pondok tersebut. Karena lebih banyak digunakan untuk kegiatan mesum atau tidak senonoh oleh pasangan muda-mudi yang didominasi pelajar dan mahasiswa.
Agar tidak ada suara-suara miring dari berbagai pihak dan anggapan bahwa Pemko Padang pilih kasih, sebaiknya seluruh fasilitas objek wisata yang disediakan atau didesain untuk hal-hal yang negative, seperti berbuat mesum, ditertibkan seperti halnya yang dilakukan Satpol PP Pemko Padang atas pondok-pondok baremoh di Pantai Wisata Pasir Jambak. Praktik-praktik serupa juga ada di beberapa tidak lainnya, seperti di kawasan Pantai Muaro Padang dan kawasan Bukit Lampu Bungus dan Teluk Kabung.
Setelah melakukan penertiban, diharapkan Satpol PP Pemko Padang selalu melakukan pengawasan ketat guna memastikan pondok-pondok mesum yang telah ditertibkan, tidak tumbuh lagi. Artinya memang diperlukan pengawasan dan konsiostensi dalam masalah ini.
Harapan kita kepada pihak swasta, pelaku kepariwisataan dan masyarakat di sekitar lokasi objek wisata untuk memanfaatkan peluang berusaha di lokasi-lokasi wisata dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat positif. Jangan malah membuka usaha-usaha kepariwisataan yang justru bertentangan dengan semangat norma adat dan agama.
Perlu juga dibuatkan perjanjian dengan pihak-pihak pengelola fasilitas pariwisata yang selama ini telah melakukan penyimpangan agar tidak mengulangi keteledoran itu di masa mendatang. Ke depan jika ada yang melanggar kembali, maka perlu diberikan pelajaran atau shocktherapi, sehingga jera untuk ke depannya. **
Langganan:
Postingan (Atom)